Piala Dunia Antarklub FIFA menandai titik balik bersejarah ketika FIFA memperkenalkan serangkaian perubahan revolusioner pada aturan dan teknologi.
Menurut The Sun, delapan penyesuaian penting, dari aturan penanganan bola hingga teknologi kamera baru, akan membuat turnamen ini unik dan berbeda dari turnamen sepak bola sebelumnya.
Salah satu perubahan terpenting adalah “hitungan mundur lima detik” untuk penjaga gawang. Wasit akan mengangkat tangannya untuk memberi isyarat kepada penjaga gawang agar melepaskan bola dalam waktu lima detik setelah menguasai si kulit bundar, untuk membatasi pemborosan waktu. Jika batas tersebut terlampaui, tim lawan akan mendapatkan tendangan sudut.
Selanjutnya, peraturan baru tersebut menetapkan bahwa hanya kapten yang diizinkan berbicara dengan wasit, mirip dengan cara yang dilakukan dalam permainan rugby. Pemain lain yang ikut campur akan diberi kartu kuning, tindakan yang dimaksudkan untuk meningkatkan disiplin dan ketertiban di lapangan.
Selain itu, aturan yang diberi nama tidak resmi juga akan diperkenalkan, yang menyatakan bahwa jika seorang pelatih atau pemain pengganti secara tidak sengaja menyentuh bola sebelum keluar dari permainan, tim lawan hanya akan diberikan tendangan bebas tidak langsung, bukan hukuman yang lebih berat.
Selain itu, diterapkan pula aturan tendangan penalti baru, yakni apabila pemain tidak sengaja menyentuh bola sebanyak dua kali (misalnya bola memantul dari kaki tumpuan ke kaki penendang) dan tendangan tetap masuk ke gawang, maka gol tidak dianulir melainkan hanya perlu tendangan ulang, tidak seperti sebelumnya yang dianulir gol.
Di bidang teknologi, kamera wasit setinggi mata akan digunakan untuk pertama kalinya dalam turnamen resmi. Meskipun pertandingan tidak akan disiarkan langsung, aksi dan gol akan ditampilkan dari sudut pandang wasit, sehingga memberikan pengalaman yang realistis bagi penonton di lapangan dan di depan layar.
Secara khusus, teknologi offside semi-otomatis terkini dengan dukungan kecerdasan buatan (AI) akan secara otomatis mendeteksi kesalahan offside hingga sentimeter, membantu membatasi kesalahan hakim garis.
Selain itu, FIFA akan menguji sistem penyiaran yang lebih cerdas dengan para penggemar, yang memungkinkan tayangan ulang VAR diputar di layar besar di stadion pada saat yang sama dengan wasit, sehingga meningkatkan transparansi dan interaksi. Pertukaran pendapat antara VAR dan wasit utama masih diumumkan setelah pertandingan.
Terakhir, staf pelatih akan dilengkapi dengan tablet khusus untuk memasukkan informasi penggantian, alih-alih menggunakan catatan tulisan tangan seperti sebelumnya – sehingga mengurangi kesalahan dan meningkatkan kecepatan pemrosesan.
Dengan perubahan yang berani ini, Piala Dunia Antarklub tidak hanya menjadi tempat berkumpulnya para juara, tetapi juga panggung bagi masa depan sepak bola modern.
Tanpa Cristiano Ronaldo dan Lamine Yamal, Seberapa Menarik Piala Dunia Antarklub FIFA 2025?
Piala Dunia Antarklub FIFA 2025 akan berlangsung di Amerika Serikat mulai 14 Juni hingga 13 Juli. Dengan format baru yang diperluas hingga 32 tim, turnamen ini menjanjikan pertandingan-pertandingan papan atas, yang menandai titik balik dalam sejarah sepak bola antarklub dunia.
Berbeda dengan edisi sebelumnya yang dibatasi pada 7 tim, Piala Dunia Antarklub FIFA 2025 mempertemukan 32 tim dari 6 federasi sepak bola lintas benua: UEFA (12 tim), CONMEBOL (6 tim), AFC, CAF, CONCACAF (4 tim setiap wilayah), OFC (1 tim) dan tim tuan rumah Inter Miami.
Turnamen Baru, Status Baru
Tim-tim dipilih berdasarkan performa mereka di kejuaraan klub regional selama empat musim terakhir, seperti Liga Champions UEFA atau Copa Libertadores. Khususnya, Inter Miami lolos dengan memenangkan MLS Supporters’ Shield 2024, meskipun keputusan itu kontroversial karena kurangnya transparansi.
Turnamen ini akan dimainkan di 12 stadion di 11 kota di seluruh Amerika Serikat, dari Hard Rock Stadium di Miami hingga MetLife Stadium di New Jersey, tempat final akan diadakan. Pertandingan pembukaan antara Inter Miami dan Al Ahly akan berlangsung di Hard Rock Stadium pada tanggal 14 Juni.
Format
Format Piala Dunia Antarklub FIFA 2025 mirip dengan Piala Dunia. Dengan 63 pertandingan, tim dibagi menjadi 8 grup yang masing-masing terdiri dari 4 tim dan bermain dengan sistem kompetisi penuh. Dua tim teratas di setiap grup akan melaju ke babak 16 besar dan akan terus bertanding dalam format sistem gugur.
Sorotan dan Kontroversi
Piala Dunia Antarklub FIFA 2025 tidak hanya menarik karena skalanya, tetapi juga karena hadiahnya yang sangat besar, yakni mencapai 1 miliar USD , di mana tim juaranya dapat menerima hingga 125 juta USD . Akan tetapi, turnamen tersebut menuai kritik dari FIFPRO dan La Liga karena jadwalnya yang padat, sehingga menimbulkan kekhawatiran terhadap kesehatan para pemain.
Namun, kehadiran bintang-bintang seperti Messi, bersama dengan tim-tim terkenal seperti PSG, Flamengo atau Al Hilal, memastikan daya tarik global. Selain itu, FIFA juga akan mengalokasikan sejumlah besar dukungan (pembayaran solidaritas) untuk klub-klub dan negara-negara yang tidak berpartisipasi dalam turnamen, untuk memastikan keadilan dan pengembangan sepak bola global.
Presiden FIFA Gianni Infantino mengatakan: “Piala Dunia Antarklub bukan hanya puncak sepak bola antarklub, tetapi juga merupakan wujud persatuan, yang memberikan manfaat bagi tim-tim di seluruh dunia dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Semua pendapatan dari turnamen akan didistribusikan ke klub-klub yang berpartisipasi dan mendukung pengembangan sepak bola global. FIFA tidak akan menahan satu dolar pun.”
Titik Balik
FIFA akan memasang kamera tubuh pada wasit dan memberlakukan peraturan yang lebih ketat terkait pemborosan waktu oleh penjaga gawang di Piala Dunia Antarklub 2025. “Kami yakin bahwa memasang kamera tubuh pada wasit merupakan peluang besar untuk memberikan pengalaman baru kepada penonton, dengan gambar dari sudut pandang wasit, dari sudut yang belum pernah terlihat sebelumnya,” kata Pierluigi Collina, ketua Komite Wasit FIFA.
“Kamera juga mendukung pelatihan wasit, karena meninjau apa yang dilihat wasit memainkan peran penting dalam evaluasi pasca pertandingan,” tegas Collina.
Selain memasang kamera pada wasit untuk memberikan perspektif baru kepada penonton, FIFA juga menerapkan aturan bahwa jika seorang penjaga gawang memegang bola selama lebih dari delapan detik, timnya akan mendapatkan tendangan sudut, bukan tendangan bebas tidak langsung seperti sebelumnya. Aturan ini dimaksudkan untuk membatasi pemborosan waktu dan membantu permainan berjalan lebih cepat.