Setelah lebih dari satu dekade berjaya di Real Madrid, Luka Modric akan memasuki babak akhir karier gemilangnya.
Semua tanda mengarah ke AC Milan sebagai tujuan berikutnya. Meski kontrak masih dalam tahap negosiasi, kedua belah pihak telah mencapai kesepakatan dasar. Modric akan menandatangani kontrak satu tahun dengan opsi perpanjangan, tergantung pada kinerja dan keputusan kedua belah pihak.
Namun, ada hal lain yang lebih penting dari sekadar keputusan teknis. Itu adalah pilihan yang simbolis, emosional, dan strategis – seperti seorang bintang yang mendekati ulang tahunnya yang ke-40 yang belum menyerah pada ambisinya untuk mencapai puncak.
Zvonimir Boban bukan hanya salah satu gelandang terhebat dalam sejarah Milan, tetapi juga idola masa kecil Modric. Kini, keduanya telah menjalin persahabatan yang erat. Bermain untuk tim yang membuat Boban terkenal bukan hanya impian masa kecil, tetapi juga cara yang berarti bagi Modric untuk mewujudkan kariernya. Milan lebih dari sekadar klub besar – baginya, Milan adalah sebuah simbol.
Meski sudah pensiun, Modric masih punya keinginan untuk bersaing di level tertinggi, terutama target untuk ikut serta dalam Piala Dunia 2026, Piala Dunia terakhirnya bersama Kroasia.
Di antara serangkaian undangan dari klub-klub Eropa ke tim-tim kaya tapi tidak kompetitif, Milan adalah destinasi paling ideal. Di San Siro, ia tidak hanya berkesempatan bermain reguler, tetapi juga punya suara di ruang ganti, sesuatu yang lebih ia hargai dibanding tawaran lainnya.
Salah satu faktor kunci dalam keputusan Modric untuk pindah ke Milan adalah kegagalan klub tersebut untuk lolos ke Eropa musim depan. Bagi beberapa pemain, ini akan menjadi hal yang memalukan, tetapi bagi Modric, ini adalah sebuah kelegaan. Ia tidak ingin menghadapi Real Madrid – klub yang telah membesarkan kariernya dan masih memiliki ikatan emosional yang kuat dengannya. Prospek untuk kembali menghadapi Real dengan seragam mereka adalah sesuatu yang tidak dapat ia terima secara emosional.
Sebelum resmi bergabung dengan Milan, Modric akan bergabung dengan Real Madrid di Piala Dunia Antarklub – di mana ia berhasrat untuk memenangkan gelar besar terakhirnya bersama tim putih. Setelah itu, ia akan mengenakan seragam “Rossoneri” dalam perjalanan terakhir kariernya di Eropa. Babak baru menanti Modric, di klub yang bersejarah, ikonik, dan istimewa – di mana ia dapat memutuskan bagaimana ia mengucapkan selamat tinggal pada panggung sepak bola papan atas.
AC Milan Serius Dekati Luka Modric
AC Milan telah resmi mendekati Luka Modric dengan harapan dapat meyakinkan legenda Kroasia itu untuk datang ke San Siro dengan status bebas transfer musim panas ini.
Karena Modric adalah agen bebas, Milan dapat menawarinya gaji yang menarik, termasuk sponsor komersial, yang telah berhasil diterapkan pada bintang-bintang seperti Zlatan Ibrahimovic atau Olivier Giroud.
Khususnya, pelatih Max Allegri, yang akan mengambil alih posisi pelatih di Milan musim depan, juga sangat menginginkan jasa Modric. Bagi Allegri, gelandang berkelas seperti Modric tidak hanya memberikan nilai profesional, tetapi juga menginspirasi dan menenangkan seluruh tim dalam pertandingan besar.
Modric baru saja mengakhiri kontraknya setelah 13 tahun gemilang bersama Real Madrid , tempat ia memenangi sebagian besar gelar bergengsi, mulai dari La Liga , Liga Champions hingga Ballon d’Or 2018.
Di usianya yang ke-39, Modric tidak berniat pensiun. Ia telah menyatakan bahwa ia ingin terus bermain di level tertinggi dan sedang mempertimbangkan tawaran dari Inter Miami dan Al-Nassr. Namun, AC Milan, di bawah pimpinan direktur olahraga baru Igli Tare, telah mengambil langkah yang lebih konkret dengan secara proaktif menghubungi Modric secara langsung untuk membahas kemungkinan kepindahannya ke Serie A.
Media Italia mengungkap bahwa Modric telah menjadi “Milanista” sejak ia masih kecil. Mantan direktur teknik Zvonimir Boban, yang memiliki hubungan dekat dengan Modric, mengatakan: “Ia mencintai Milan sejak ia masih kecil dan selalu memiliki hasrat itu. Modric tidak pernah mempertimbangkan secara serius untuk pindah ke San Siro karena ia ingin mendedikasikan dirinya sepenuhnya untuk Real.”
Jika bergabung dengan AC Milan, ini akan menjadi pertama kalinya Modric bermain di Serie A, setelah sebelumnya bermain di Kroasia, Inggris ( Tottenham ), dan Spanyol (Real Madrid).
Meski kariernya sudah berakhir, pengalaman, visi taktis, dan kemampuan Modric dalam mengendalikan permainan masih sangat diapresiasi. Kehadirannya bisa menjadi katalisator hebat bagi gelandang Milan lainnya seperti Yacine Adli atau Ismael Bennacer.