Setelah sempat dirumorkan tengah mengembangkan konsol handheld first-party sebagai bagian dari ekosistem Xbox, Microsoft, perusahaan asal Redmond itu kini dilaporkan menunda proyek tersebut.
Fokus sementara ini justru beralih ke perangkat handheld hasil kolaborasi dengan produsen pihak ketiga.
Dilansir dari Windows Central, di mana disebutkan bahwa Microsoft saat ini lebih memprioritaskan kerja sama dengan Original Equipment Manufacturer (OEM), seperti ASUS, dalam menghadirkan pengalaman bermain game Xbox secara portabel.
“Sumber kami mengindikasikan bahwa Microsoft masih berinvestasi dalam pengembangan teknologi handheld Xbox miliknya. Namun, diumumkan secara internal bahwa prioritas saat ini bergeser ke arah perangkat pihak ketiga,” tulis Windows Central dalam laporannya.
Baca juga: Microsoft Xbox Adaptive Joystick Resmi Tersedia, Harganya 400ribuan
Menunggu Waktu yang Tepat
Sebelumnya, Microsoft disebut telah menargetkan tahun 2027 untuk merilis konsol handheld milik mereka sendiri.
Namun, dengan berubahnya arah strategi, peluncuran tersebut tampaknya tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Meski begitu, proyek ini tidak dibatalkan, hanya ditunda demi menyusun strategi yang lebih matang.
Keputusan ini dinilai cukup logis, mengingat kompetisi di pasar perangkat handheld semakin sengit sejak keberhasilan Nintendo Switch yang dirilis pada 2017.
Disusul dengan kehadiran Steam Deck dari Valve, ROG Ally dari ASUS, dan Legion Go dari Lenovo, Microsoft tampaknya memilih untuk mengamati dinamika pasar terlebih dahulu sebelum ikut terjun langsung dengan perangkat buatannya sendiri.
Konsol Penerus Xbox Series X Tetap Aman
Meski proyek handheld internal ditunda, Microsoft tetap melanjutkan pengembangan konsol penerus Xbox Series X.
Sumber internal memastikan bahwa proyek konsol generasi berikutnya berada dalam kondisi “sepenuhnya aman” dan masih dikembangkan secara aktif.
Kabar ini memberikan kelegaan bagi para penggemar Xbox yang sempat khawatir akan fokus Microsoft terhadap sektor hardware.
Justru, langkah ini menegaskan bahwa perusahaan memiliki dua jalur pengembangan paralel: pengembangan perangkat utama sebagai konsol rumahan, dan ekosistem handheld melalui pihak ketiga.
Baca juga: Game Xbox Kuasai Chart PS5 April 2025, Oblivion Remastered Langsung Melejit
Fokus ke Ekosistem Terbuka
Strategi Microsoft belakangan ini memang lebih condong pada ekosistem terbuka. Setelah akuisisi besar-besaran terhadap Activision Blizzard, perusahaan mulai mengadopsi model distribusi lintas platform.
Bahkan beberapa judul eksklusif seperti Hi-Fi Rush dan Sea of Thieves kini juga tersedia di PlayStation, sementara Call of Duty dipastikan akan hadir di konsol Nintendo berdasarkan perjanjian jangka panjang.
Hal ini menunjukkan bahwa Microsoft tidak lagi terpaku pada pendekatan eksklusivitas. Sebaliknya, mereka ingin menjangkau lebih banyak pemain di berbagai platform, termasuk lewat kerja sama hardware.
Dengan menjalin kolaborasi bersama produsen seperti ASUS, Microsoft dapat menguji pasar dan melihat potensi handheld tanpa harus menanggung seluruh risiko pengembangan dan produksi perangkat keras. Strategi ini memungkinkan fleksibilitas dan efisiensi, terutama di pasar yang bergerak cepat seperti gaming.
Meski tertunda, Microsoft belum meninggalkan ambisinya untuk menghadirkan konsol handheld versi mereka sendiri. Proses pengembangan masih berlangsung, dan kemungkinan besar akan kembali menjadi prioritas setelah perusahaan merasa telah memiliki pijakan kuat di pasar ini.
Saat ini, belum ada tanggal resmi kapan perangkat handheld pihak ketiga dari Xbox akan dirilis, namun diperkirakan akan diumumkan dalam beberapa bulan ke depan seiring dengan peluncuran Nintendo Switch 2 dan meningkatnya permintaan pasar terhadap konsol portabel.