Elon Musk kembali membuat gebrakan lewat SpaceX dengan meluncurkan paket internet satelit murah bertajuk Starlink Residential Lite.
Diluncurkan pertama kali di awal tahun 2025, paket ini kini telah tersedia di lebih dari 30 negara bagian Amerika Serikat, termasuk wilayah terpencil seperti Alaska dan kawasan padat seperti sebagian California, Texas, dan New England.
Namun, untuk saat ini, paket Starlink versi murah ini belum tersedia secara global, termasuk di Indonesia.
Harga Lebih Terjangkau, Kecepatan Dibatasi
Paket Starlink Residential Lite ditawarkan dengan harga US$80 per bulan atau setara dengan Rp1,3 juta.
Baca juga: iOS 18.3 Dukung Internet Starlink, Ancaman Bagi Operator Selular?
Harga ini lebih rendah dibandingkan paket reguler Starlink Residential yang dijual seharga US$120 per bulan atau sekitar Rp1,9 juta di pasar Amerika Serikat. Menariknya, meski harganya lebih murah, pelanggan tetap mendapat akses tanpa batasan kuota data.
Namun, sebagai konsekuensinya, kecepatan internet pada paket lite ini dibatasi antara 50 Mbps hingga 100 Mbps. Selain itu, pengguna Residential Lite akan lebih rentan mengalami penurunan kecepatan saat trafik jaringan sedang padat.
Bagi pengguna yang lebih mengutamakan koneksi stabil dan cepat tanpa kompromi, paket reguler mungkin tetap jadi pilihan utama.
Tetapi untuk pelanggan yang sekadar membutuhkan koneksi untuk aktivitas ringan sehari-hari seperti browsing, streaming, dan video call, paket lite bisa menjadi solusi yang efisien secara biaya.
Upaya Genjot Pertumbuhan Pengguna Starlink
Peluncuran paket murah ini tampaknya menjadi strategi SpaceX dalam menggenjot adopsi layanan internet satelit di AS, terutama setelah pertumbuhan jumlah pelanggan Starlink sempat stagnan.
Dalam laporan kepada FCC pada Agustus 2024 lalu, disebutkan bahwa jumlah pelanggan Starlink di AS hanya tumbuh dari 1,3 juta pengguna di akhir 2023 menjadi 1,4 juta pengguna per Agustus 2024.
Baca juga: Alphabet Resmi Lepas Taara, Rival Starlink Berbasis Laser
Langkah peluncuran paket murah ini juga bisa dilihat sebagai bentuk respons terhadap tekanan eksternal yang kini menghantam berbagai lini bisnis Elon Musk.
Aksi boikot terhadap Tesla dan brand lain miliknya terus menggema, dipicu oleh pandangan politik Musk yang kontroversial. Bahkan di Inggris, masyarakat mulai mempertimbangkan untuk beralih dari layanan Starlink.
Bagaimana dengan Indonesia?
Di Indonesia, Starlink resmi diluncurkan pada 2024 dan saat ini sudah menawarkan paket reguler dengan harga Rp750.000 per bulan, yang justru lebih murah dibandingkan harga di Amerika. Namun, paket Residential Lite hingga kini belum diumumkan akan tersedia di Tanah Air.
Informasi lebih jauh mengenai jangkauan dan ketersediaan paket Starlink versi murah ini, informasi lengkapnya bisa diakses melalui website resmi Starlink.
Starlink berharap bisa menjangkau lebih banyak pelanggan, terutama di area terpencil yang selama ini kesulitan mengakses internet cepat.
Apakah Indonesia akan segera kebagian? Kita tunggu saja gebrakan selanjutnya dari Elon Musk.