Manchester United sepakat untuk tidak menggelar parade untuk merayakan jika mereka memenangi Liga Europa musim ini sebagai bentuk penghormatan kepada ratusan staf yang telah diberhentikan atau PHK.
Berdasarkan pengungkapan dari dalam tim, baik jajaran direksi maupun para pemain sepakat bahwa perayaan besar-besaran di jalan akan menjadi “tidak pantas”, mengingat banyak orang yang pernah menjadi bagian dari keluarga besar Setan Merah tengah menghadapi pemutusan hubungan kerja yang menyakitkan.
Seorang sumber mengatakan: “Para pemain sangat ingin memenangkan Liga Europa karena itu adalah cahaya di ujung terowongan setelah musim yang buruk. Jika mereka menang, semua orang akan merayakannya di lapangan dan di ruang ganti, tidak akan ada parade atau perayaan publik.”
Sejak musim panas lalu, Manchester United telah memangkas sekitar 250 staf dan sekarang memiliki sekitar 150 hingga 200 orang lagi dalam daftar pemutusan hubungan kerja, sebagai bagian dari kebijakan restrukturisasi di bawah pemilik baru INEOS. Dalam konteks itu, menggelar pesta besar-besaran di tengah jalan dinilai kurang masuk akal, bila semangat kolektif klub masih terluka pascaperubahan besar.
Tak hanya tenaga administrasi, pelatih, dokter, hingga staf logistik pun turut terdampak kebijakan pengetatan belanja tersebut. Dewan direksi MU hanya mengizinkan setiap pemain membawa maksimal dua tamu ke final Liga Europa dan tidak menanggung biaya perjalanan untuk anggota keluarga anggota tim.
Menghadapi kenyataan itu, Pelatih Amorim memutuskan untuk menggunakan uangnya sendiri untuk mensponsori perjalanan 30 anggota staf pelatih dan tim pendukung, termasuk membawa serta dua kerabatnya. Tindakannya ini dinilai sebagai bentuk ucapan terima kasih pelatih asal Portugal itu kepada rekan-rekannya yang diam-diam turut berkontribusi dalam perjalanan menuju final.
Manchester United akan menghadapi Tottenham di Stadion San Mames, Bilbao pada, Kamis 22 Mei 2025 dini hari WIB, di final Liga Europa yang sangat penting bagi klub. Kemenangan akan menyelamatkan musim dan mengamankan tempat di Liga Champions. Jika gagal, mereka bisa kehilangan pendapatan lebih dari £100 juta.
Pemain Manchester United Keluhkan Sir Jim Ratcliffe
Pemain Manchester United tidak senang dengan minimnya tiket bagi sanak saudaranya untuk menyaksikan final Liga Europa 2024/2025.
Menurut Daily Mail, setiap pemain hanya diberi dua tiket, yang membuat banyak bintang “Setan Merah” tidak senang. Banyak pemain percaya bahwa mereka seharusnya diperlakukan lebih baik atas kontribusinya terhadap klub, termasuk membantu Manchester United mencapai final Liga Europa tahun ini.
Sebelumnya, pimpinan “Setan Merah” meminta pelatih tim muda dan staf logistik membeli tiket sendiri jika ingin menyaksikan pertandingan. Pelatih Ruben Amorim harus membayar tiket untuk 30 staf MU dari koceknya sendiri.
Menurut pengumuman UEFA, MU dan Tottenham masing-masing diberi 15.000 tiket untuk penggemar. Namun, dilaporkan bahwa penggemar Tottenham akan melebihi jumlah penggemar United dalam perjalanan ke Bilbao.
Banyak yang berharap bahwa investasi Sir Jim Ratcliffe dan INEOS di MU akan mengawali era baru setelah bertahun-tahun dikelola dengan buruk oleh keluarga Glazer. Namun, sikap berhemat miliarder Inggris itu menuai kritik dari penggemarnya. Sir Jim Ratcliffe telah banyak dikritik karena memangkas staf dan tunjangan karyawan.
Final antara MU dan Tottenham akan berlangsung di San Mames, kandang Bilbao. Dua klub Inggris sangat ingin memenangkan kejuaraan untuk menghindari musim tanpa trofi dan mendapatkan tiket ke Liga Champions musim depan.