Apple tengah merumuskan strategi penyesuaian harga untuk jajaran iPhone yang akan hadir pada musim gugur mendatang. Perusahaan teknologi raksasa ini dikabarkan sedang mempertimbangkan kenaikan harga, namun secara hati-hati menahan diri untuk tidak mengaitkan penyesuaian tersebut dengan tarif impor yang diberlakukan oleh pemerintah Amerika Serikat atas produk yang dirakit di Tiongkok.
Langkah tersebut menunjukkan bahwa Apple ingin menjaga citranya di mata konsumen sekaligus menanggapi dinamika kebijakan perdagangan global yang semakin kompleks.
Dikutip Mashable Indonesia dari Reuters, Rabu (14/5/2025), berdasarkan laporan perkembangan terakhir, saham Apple sempat melonjak cukup tinggi hingga 7% selama perdagangan pra-pasar. Kenaikan tersebut terjadi seiring dengan tren positif di pasar global, yang terpicu oleh kesepakatan antara Washington dan Beijing untuk memangkas sementara tarif timbal balik yang sempat menciptakan ketidakpastian di kalangan investor.
Meskipun ada perbaikan dalam hubungan perdagangan antara kedua negara, tarif impor terhadap produk-produk dari Tiongkok, termasuk komponen utama iPhone, masih dikenakan pungutan sebesar 30%. Hal ini menegaskan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan dalam mengelola biaya produksi dan strategi harga di tengah persaingan global.
Keputusan strategis Apple ini mencerminkan upaya proaktif perusahaan dalam mengantisipasi dampak kebijakan tarif dan ketegangan perdagangan internasional. Dengan menyesuaikan harga secara selektif dan tidak langsung mengaitkan peningkatan harga dengan kebijakan tarif, Apple menunjukkan kemampuannya dalam beradaptasi terhadap dinamika pasar.
Strategi ini tidak hanya bertujuan untuk meminimalisir dampak negatif terhadap konsumen, tetapi juga berupaya menjaga kepercayaan investor dan menciptakan stabilitas di pasar saham. Pendekatan yang hati-hati tersebut menjadi contoh bagaimana perusahaan besar dapat menetapkan strategi harga jangka panjang dalam menghadapi situasi geopolitik yang dinamis.
Pada akhirnya, langkah tersebut juga memperlihatkan bagaimana pergeseran kebijakan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok memicu respons strategis dari para pemain utama di industri teknologi. Apple, sebagai pemimpin pasar, berupaya menyelaraskan strategi pemasaran dan penetapan harga dengan realitas ekonomi global yang sedang berubah.
Dengan demikian, pergerakan harga dan dinamika pasar tidak hanya berdampak pada penjualan produk, tetapi juga memengaruhi persepsi konsumen terhadap nilai dan inovasi yang ditawarkan. Adaptasi semacam inilah yang diharapkan dapat menjaga posisi Apple sebagai salah satu pelopor di era persaingan teknologi tingkat global.
Produksi iPhone Pindah ke India
Sebelumnya, pabrikan telekomunikasi terbesar ini juga berencana mengalihkan produksi iPhone untuk pasar Amerika Serikat dari China ke India. Hal ini dilakukan untuk menghindari dampak tarif impor yang dilakukan AS dan China.
Seperti diketahui, perusahaan yang dipimpin oleh Tim Cook ini menjual lebih dari 60 juta unit iPhone setiap tahunnya di Amerika Serikat. Bahkan, lebih dari 80% produk iPhone masih diproduksi di Cina.