Apple vs Google: Safari Siap Gandeng OpenAI dan Perplexity Garap Mesin Pencari
Google tak mau kalah dengan gelontorkan dana besar untuk mengejar ketertinggalan, memperkenalkan fitur AI Overview.
Langkah berani Apple untuk membuka jalan bagi mesin pencari berbasis kecerdasan buatan (AI) dalam peramban Safari berpotensi menciptakan pergeseran besar dalam lanskap internet global.
Strategi ini bukan sekadar pembaruan fitur, ini adalah serangan langsung terhadap dominasi Google yang selama dua dekade terakhir memegang kendali mutlak dalam pencarian online.
Kabar tersebut muncul saat Wakil Presiden Senior Apple, Eddy Cue, memberikan kesaksian dalam sidang gugatan antitrust yang diajukan pemerintah Amerika Serikat terhadap Google.
Dalam pernyataannya, Cue mengungkapkan bahwa volume pencarian di Safari mengalami penurunan untuk pertama kalinya pada bulan lalu, seiring dengan tren pengguna yang beralih ke alat pencari berbasis AI seperti ChatGPT dan Perplexity AI.
Dampaknya langsung terasa di pasar modal. Saham Alphabet Inc., induk perusahaan Google, terjun bebas 7,3% dalam satu hari, menghapus hampir US$150 miliar dari kapitalisasi pasarnya. Sementara itu, saham Apple ikut melemah tipis sebesar 1,1%.
Langkah Apple ini digambarkan oleh para analis sebagai potensi pembuka jalan bagi perang mesin pencari generasi baru, di mana pemain lama seperti Google bisa kehilangan kekuasaannya jika tidak segera beradaptasi.
Selama ini, Google menempati posisi sebagai mesin pencari default di Safari, sebuah kursi emas yang diraih dengan mahar besar yaitu sekitar US$20 miliar per tahun yang dibayarkan kepada Apple.
Posisi tersebut sangat penting karena Google mengandalkan pengguna iPhone dan iPad sebagai salah satu sumber trafik pencarian terbesar, yang turut menyumbang sekitar 36% dari total pendapatan iklan pencariannya.
Namun, dominasi itu kini terancam. Menurut laporan Bloomberg, Apple dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk menambahkan OpenAI dan Perplexity AI sebagai opsi pencarian di Safari. Langkah ini akan membuka persaingan baru dan memungkinkan pengguna memilih mesin pencari alternatif selain Google.
“Jika Google kehilangan status eksklusif di Safari, dampaknya bisa sangat parah, bahkan tanpa perlu ada intervensi tambahan,” ujar Gil Luria, analis dari D.A. Davidson, seperti yang juga dilansir dari Reuters. “Banyak pengiklan selama ini hanya beriklan di Google karena mereka tidak punya pilihan lain. Jika muncul alternatif yang layak, sebagian anggaran itu akan berpindah.”
Google Bereaksi
Google tidak tinggal diam. Sejak peluncuran ChatGPT pada akhir 2022, Google sempat dianggap tertinggal dalam perlombaan AI. Namun kini, raksasa teknologi itu telah menggelontorkan dana besar untuk mengejar ketertinggalan, memperkenalkan fitur AI Overview dan mode pencarian baru yang didukung oleh Gemini AI.
AI Overview telah dirilis di lebih dari 100 negara, dan kini telah disisipi iklan untuk menjaga arus pendapatan dari iklan pencarian. Google juga melaporkan bahwa jumlah total pencarian dari perangkat Apple terus meningkat, termasuk melalui pencarian suara dan visual, meski Apple menyatakan sebaliknya.
Sundar Pichai, CEO Google, menyebutkan bahwa pihaknya sedang dalam pembicaraan lanjutan untuk menjalin kerja sama strategis dengan Apple guna menyematkan Gemini AI dalam produk-produk iPhone generasi berikutnya.
Langkah Apple untuk membuka pintu bagi mesin pencari AI bukan hanya tentang memperkaya fitur Safari, tapi juga pengakuan bahwa perilaku pengguna internet telah berubah drastis. Generasi baru pengguna tidak lagi mencari jawaban lewat 10 tautan biru, tetapi melalui jawaban langsung dan kontekstual yang diberikan oleh AI.
Sebagai bukti, OpenAI melaporkan bahwa ChatGPT mencatat lebih dari 1 miliar pencarian per minggu, dan memiliki lebih dari 400 juta pengguna aktif mingguan per Februari 2025. Perplexity AI juga semakin dikenal berkat kecepatan dan akurasinya dalam menyajikan jawaban instan yang berbasis sumber terpercaya.
Menurut Yory Wurmser, analis dari eMarketer, keputusan Apple ini mengindikasikan bahwa mesin pencari generatif seperti ChatGPT dan Perplexity telah mencapai tahap kematangan dan siap menantang pemain lama seperti Google.