Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam kuliah umum di Universitas Islam Riau
Pekanbaru (Kemenag) – Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan pentingnya menyatukan kecerdasan intelektual dan spiritual dalam menghadapi tantangan era digital.
Dalam Kuliah Umum bertema Peran Generasi Z dalam Kemajuan Islam di Era Digital di Universitas Islam Riau (UIR), Menag menyampaikan pesan mendalam dari ayat pertama Al-Qur’an: iqra bismirabbik.
“Kalau hanya iqra, iqra, iqra tanpa bismirabbik itu hanya akan melahirkan monster. Tentu kita tidak akan dipimpin oleh monster. Kita akan dipimpin oleh orang yang arif,” ujar Menag Nasaruddin Umar, Rabu (23/4/2025).
Menag menjelaskan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk kecerdasan buatan, tidak boleh dilepaskan dari nilai-nilai ketuhanan. Menurutnya, keseimbangan antara pemikiran rasional dan spiritual adalah kunci peradaban yang berkelanjutan.
“IT (Information Technology) itu mengandalkan otak kiri, sedangkan kontemplasi mengandalkan otak kanan. Otak kiri itu sangat rasional, tapi ternyata gak ada apa-apanya dibandingkan dengan otak kanan. Jadi harus ada perpaduan,” katanya.
Menag mengajak generasi muda, khususnya mahasiswa generasi Z, untuk mengembangkan diri secara utuh, tidak hanya cakap dalam teknologi informasi, tetapi juga dalam kontemplasi dan ibadah.
“Coba kalau kita kombinasikan IT dengan salat Tahajud. Kombinasikan dengan kontemplasi, divine knowledge kita peroleh. Itu pasti kita akan mendapatkan dua kali lipat kehebatan,” tuturnya.
Menag mencontohkan para ilmuwan Muslim pada masa kejayaan Islam seperti Jabir bin Hayyan, Al-Khawarizmi, dan Ibnu Rusyd yang mampu menyatukan berbagai disiplin ilmu dengan dimensi spiritual.
“Matematika digunakan untuk menemukan Tuhan. Tidak mungkin ada yang banyak tanpa ada yang satu. Ternyata yang banyak itu yang satu itu, dan yang satu itu yang banyak itu,” pungkas Menag Nasaruddin Umar.