CEO Meta, Mark Zuckerberg, kembali menjadi sorotan setelah bersaksi di pengadilan federal Washington DC dalam sidang antitrust yang diajukan oleh Federal Trade Commission (FTC).
Dalam kesaksiannya yang telah berlangsung selama sekitar sembilan jam selama dua hari terakhir, Zuckerberg membeberkan sejumlah ide ekstrem yang pernah dipertimbangkan selama membangun kerajaan media sosialnya, Meta.
Beberapa di antaranya termasuk kemungkinan memisahkan Instagram menjadi perusahaan mandiri, membeli Snapchat, hingga ide radikal menghapus daftar teman Facebook semua orang demi meningkatkan interaksi pengguna.
Bahkan, Zuckerberg mengakui sempat mempertimbangkan untuk menciptakan feed khusus berisi iklan semata.
Baca juga: Meta Diduga Manipulasi Benchmark AI Llama 4 untuk Kalahkan GPT-4o
Sebagai informasi, sidang ini menjadi bagian dari upaya FTC untuk membuktikan bahwa Meta telah melakukan praktik monopoli di industri jejaring sosial personal dengan mengakuisisi pesaing-pesaing potensial sejak awal.
Dua platform besar yang kini berada di bawah Meta, yakni Instagram dan WhatsApp, disebut sebagai akuisisi strategis yang dilakukan perusahaan untuk menyingkirkan kompetitor yang bisa mengancam dominasi Facebook di masa depan.
FTC Tuduh Meta Sengaja Singkirkan Pesaing
Dilansir dari The Verge, dalam gugatan antitrust-nya, FTC berargumen bahwa Meta menggunakan pendekatan agresif terhadap startup dan aplikasi pesaing di awal 2010-an.
Akuisisi terhadap Instagram pada 2012 dan WhatsApp pada 2014 dinilai sebagai langkah untuk mengeliminasi kompetitor yang saat itu mulai menanjak popularitasnya di kalangan pengguna media sosial.
FTC berusaha membuktikan bahwa Meta kini memiliki kekuatan monopoli di pasar layanan jejaring sosial personal, kategori yang mencakup platform seperti Snapchat dan MeWe, namun tidak termasuk layanan seperti LinkedIn.
Selama persidangan, tim FTC beberapa kali menampilkan materi promosi lama Facebook yang menyoroti peran perusahaan dalam menghubungkan teman dan keluarga, untuk mendukung argumen mereka bahwa Meta menguasai layanan media sosial personal.
Zuckerberg: Pasar Media Sosial Itu “Fluid”
Menanggapi tudingan tersebut, Zuckerberg bersikeras bahwa definisi pasar yang dibuat oleh FTC terlalu sempit. Ia menyebut bahwa pasar media sosial bersifat sangat dinamis, atau “fluid”, dengan munculnya kompetitor baru yang terus berubah dari waktu ke waktu.
Baca juga: Meta Gunakan Data Pengguna Eropa untuk Latih AI, Begini Cara Menolaknya
Zuckerberg menyatakan bahwa saat ini pesaing utama Meta bukan hanya platform jejaring sosial personal, tetapi juga TikTok, YouTube, hingga iMessage dari Apple.
Menurutnya, pengguna saat ini lebih banyak menghabiskan waktu di aplikasi berbagi video dan layanan pesan instan ketimbang jejaring sosial konvensional.
“Persaingan di dunia digital itu sangat cepat berubah. Saat dulu kami mengakuisisi Instagram, kompetisinya berbeda. Sekarang, TikTok adalah salah satu pesaing terbesar kami,” ujar Zuckerberg di depan hakim.
Ide-Ide Liar yang Pernah Dipertimbangkan
Dalam kesaksiannya, Zuckerberg juga mengungkap sejumlah ide ekstrem yang sempat ia pertimbangkan selama memimpin perusahaan.
Mulai dari rencana membeli Snapchat, memisahkan Instagram sebagai perusahaan terpisah, hingga ide gila untuk menghapus daftar teman Facebook semua orang dengan tujuan meningkatkan interaksi di platform.
Meski sebagian besar ide tersebut tak pernah dieksekusi, pengakuan ini menunjukkan betapa seriusnya Meta dalam mempertahankan posisinya sebagai platform media sosial terbesar dunia.
Sidang Berlanjut, Sheryl Sandberg Akan Bersaksi
Persidangan antitrust ini diperkirakan masih akan berlanjut dalam beberapa hari ke depan. Mantan Chief Operating Officer (COO) Meta, Sheryl Sandberg, dijadwalkan memberikan kesaksiannya setelah Zuckerberg.
Sementara itu, muncul laporan bahwa Meta sempat menawarkan dana sebesar USD 1 miliar untuk menyelesaikan kasus ini di luar pengadilan. Namun, hingga saat ini belum ada kesepakatan yang tercapai.
Kasus ini menjadi salah satu ujian terbesar bagi Meta, yang selama ini menghadapi berbagai tudingan terkait privasi data, moderasi konten, hingga potensi monopoli di dunia media sosial.
Jika FTC berhasil membuktikan tuduhan tersebut, bukan tidak mungkin Meta akan dipaksa untuk melepas kepemilikan atas Instagram dan WhatsApp, sesuatu yang bisa mengubah peta persaingan platform digital global secara drastis.