Bukan Barcelona klub yang legendaris dari Catalan, tetapi di tanah Ceará yang cerah dan berangin, Brasil, “trio” lain bernama Messi, Iniesta, dan Neymar bermain sepak bola bersama.
Kisah yang tampak seperti lelucon itu benar adanya – sebuah kisah lucu namun inspiratif tentang kecintaan terhadap sepak bola, kebanggaan, dan kebetulan ajaib.
Ketika “Trio” Kembali – di Tempat yang Tak Terduga
Di pusat pelatihan pemuda Ceara Sporting Club, orang-orang terkagum-kagum ketika melihat daftar pemain yang memuat tiga nama familiar: Lionel Messi, Andrey Iniesta, dan Neymar Cunha Freitas. Namun, mereka bukanlah para legenda yang pernah mengguncang Camp Nou, melainkan tiga remaja—penuh potensi dan bersama-sama mengejar impian sepak bola mereka.
Di tim muda ini, “Messi” dan “Iniesta” sama-sama berposisi sebagai gelandang, sementara “Neymar” bermain di lini pertahanan, dan bahkan bisa naik ke posisi bek sayap atau gelandang tengah. Pelatih mereka mengenang sambil tersenyum: “Ketika tiga pemain muda dengan nama yang persis sama dengan trio legendaris Barcelona itu muncul, seluruh tim tak henti-hentinya tertawa. Semua orang bercanda – suasana yang sehat yang membantu menyatukan seluruh tim.”
Namun, ia segera menekankan bahwa bukan nama yang menentukan karier, melainkan semangat, disiplin, dan ketekunan yang mereka tanamkan setiap hari yang akan membawa mereka jauh. Dan memang, ketiga pemain muda ini menunjukkan kemajuan yang luar biasa, dengan keterampilan mengolah bola yang cerdas dan hasrat yang mengagumkan untuk bersaing.
“Terkadang saya tak percaya bisa bermain bersama ‘Messi’ dan ‘Iniesta’ yang lain,” ujar Neymar muda sambil tertawa. “Kami selalu bercanda, tapi di lapangan, kami semua serius. Di Ceará, kami bukan sekadar rekan satu tim—kami seperti keluarga kecil.”
Di Brasil, menamai anak dengan nama idola sepak bola adalah hal yang umum. Namun, memiliki tiga anak yang dinamai dengan tiga legenda Barcelona di akademi sepak bola yang sama adalah hal yang langka. Di balik setiap nama terdapat kisah—sederhana namun penuh emosi.
Ayah Neymar, Cunha Freitas (lahir 18 Januari 2011), mengatakan bahwa awalnya ia berniat menamai putranya dengan nama “Loco” Abreu, striker legendaris Botafogo. “Keluarga saya keberatan, mereka bilang saya gila,” ujarnya sambil tertawa. “Lalu, ketika saya menonton semifinal Piala Nasional antara Santos dan Grêmio, saya melihat Neymar bersinar terang. Nama itu langsung membekas di hati saya.” Ia pun tak menyangka bahwa anak laki-laki dengan nama itu kini juga sedang menuliskan impian sepak bolanya sendiri.
Andrey Iniesta (lahir 30 Mei 2012) adalah kisah sebuah keluarga yang mencintai sepak bola dan… kecantikan. “Awalnya, kami berencana menamai putra kami Andres Iniesta seperti nama Spanyol aslinya, tetapi agar lebih mudah dibaca, saya mengubahnya menjadi Andrey,” kata ayah anak laki-laki itu. “Itulah namanya, tetapi jika dia bisa bermain setengah sebaik idolanya, saya akan sangat senang.”
Lalu ada Lionel Messi Maier dos Santos, yang lahir pada 14 September 2012. Ibunya bercerita bahwa ketika ia mengetahui dirinya hamil saat bermain sepak bola bersama teman-temannya, nama “Lionel Messi” langsung terlintas di benaknya. “Saya tidak terlalu memikirkannya – saya hanya merasa itu adalah nama yang penuh takdir. Saya tidak menyangka putra saya begitu bergairah tentang sepak bola,” ujarnya.
Mimpi itu Membentang dari Camp Nou hingga Ceará
Tiga nama, tiga takdir kecil, tetapi semuanya berbagi hasrat yang sama. Di usia sekolah, “Messi”, “Iniesta”, dan “Neymar” dari Ceara berlatih bersama setiap hari di bawah terik matahari Brasil yang keemasan, membawa serta impian untuk melanjutkan warisan orang-orang yang namanya menjadi nama mereka.
Sepak bola Brasil memang tak pernah kekurangan kisah magis, tetapi kebetulan yang menarik ini menghadirkan sentuhan menyegarkan. Hal ini mengingatkan kita bahwa, di mana pun kita berada, kecintaan terhadap sepak bola adalah benang merah yang menghubungkan berbagai generasi dan hati – dari Camp Nou hingga lapangan-lapangan kecil di timur laut Brasil.
“Saya tidak tahu apakah mereka akan menjadi bintang besar, tetapi saya tahu satu hal yang pasti: mereka memiliki kegembiraan bermain sepak bola – dan itulah hal yang paling penting,” tambah pelatih tim muda Ceara.
Dengan tawa dan semangat kompetitif yang polos, ketiga pemuda ini mewujudkan impian mereka. Suatu hari nanti, siapa tahu, “Messi”, “Iniesta”, atau “Neymar” dari Ceara akan kembali membuat dunia membicarakan trio legendaris ini—dengan cara yang benar-benar baru, dengan warna-warna khas Brasil.