Di tengah dominasi perusahaan teknologi global dalam pengembangan kecerdasan buatan, Swiss mengambil langkah berani dengan meluncurkan Apertus sebuah model bahasa besar (LLM) nasional yang sepenuhnya bersifat sumber terbuka.
Dikutip dari Engadget, Kamis (4/9/2025), nama “Apertus”, yang berarti “terbuka” dalam bahasa Latin, bukan sekadar simbol. Ia mewakili filosofi transparansi dan akses publik yang menjadi fondasi proyek ini.
Dikembangkan oleh tiga institusi ternama—EPFL, ETH Zurich, dan Pusat Superkomputer Nasional Swiss (CSCS)—Apertus hadir sebagai jawaban atas kebutuhan akan AI yang tidak hanya canggih, tetapi juga etis dan akuntabel.
Berbeda dari model komersial yang sering kali tertutup dan sulit ditelusuri asal-usul datanya, Apertus dirancang agar setiap lapisan proses pelatihannya dapat diperiksa secara terbuka. Mulai dari kode sumber, dokumentasi teknis, hingga kumpulan data yang digunakan, semuanya tersedia untuk publik.
Pendekatan ini menjadikan Apertus sebagai pionir dalam gerakan AI sebagai infrastruktur publik sebuah gagasan yang didukung oleh tokoh seperti Joshua Tan, yang menyebut model ini sebagai bukti bahwa AI bisa menjadi layanan publik layaknya jalan raya atau listrik.
Keunggulan Apertus tak hanya terletak pada transparansinya, tetapi juga pada kepatuhannya terhadap regulasi. Model ini dibangun dengan mematuhi undang-undang perlindungan data dan hak cipta Swiss, menjadikannya pilihan ideal bagi perusahaan yang beroperasi di bawah regulasi ketat Uni Eropa.
Asosiasi Bankir Swiss bahkan menyebut LLM lokal seperti Apertus memiliki potensi jangka panjang yang besar, terutama dalam menjaga kerahasiaan data nasabah dan kepatuhan terhadap standar lokal. Meski saat ini bank-bank Swiss masih menggunakan model AI lain, kehadiran Apertus membuka peluang baru untuk migrasi ke solusi yang lebih aman dan transparan.
Apertus juga dirancang untuk inklusivitas linguistik. Dengan pelatihan menggunakan 15 triliun token dalam lebih dari 1.000 bahasa, model ini tidak terpaku pada dominasi bahasa Inggris. Sekitar 40 persen data berasal dari bahasa non-Inggris, termasuk bahasa Jerman Swiss dan Romansh, menjadikannya lebih relevan bagi pengguna global.
Yang lebih penting, seluruh data pelatihan berasal dari sumber yang tersedia untuk umum, dan perayap data Apertus secara aktif mematuhi sinyal opt-out dari situs web berbeda dari beberapa perusahaan AI lain yang dituduh melakukan scraping tanpa izin.
Model ini tersedia dalam dua versi: satu dengan 8 miliar parameter untuk kebutuhan ringan dan satu lagi dengan 70 miliar parameter yang mampu menyaingi performa model komersial terkemuka.
Pengguna dari berbagai latar belakang peneliti, pengembang, perusahaan, bahkan penghobi dapat mengakses Apertus melalui Swisscom atau platform AI open-source seperti Hugging Face. Mereka bebas mengadaptasi model ini untuk berbagai kebutuhan, mulai dari chatbot, penerjemah, hingga alat edukasi dan pelatihan.
Dengan peluncuran Apertus, Swiss tidak hanya menambah pemain baru dalam persaingan AI global, tetapi juga menetapkan standar baru dalam hal etika, transparansi, dan kepatuhan hukum.
Di saat dunia semakin kritis terhadap praktik pengembangan AI yang tertutup dan eksploitatif, Apertus hadir sebagai alternatif yang lebih manusiawi dan demokratis. Ini bukan sekadar model bahasa, ini adalah manifesto teknologi publik yang dirancang untuk masa depan yang lebih adil dan terbuka.