Nama Nadiem Makarim kembali ramai diperbincangkan publik setelah Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkannya sebagai tersangka dalam dugaan kasus korupsi pengadaan laptop Chromebook.
Sosok yang sebelumnya dikenal luas sebagai pendiri Gojek dan mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) itu kini harus menghadapi proses hukum.
Perjalanan panjang Nadiem, dari mendirikan perusahaan transportasi berbasis teknologi hingga masuk kabinet pemerintahan, menjadikan kisahnya penuh dinamika.
Awal Perjalanan: Dari Ide ke Gojek
Nadiem mendirikan Gojek pada 5 Oktober 2010 bersama Kevin Aluwi dan Michaelangelo Moran. Inspirasi awalnya datang dari pengalaman pribadi menggunakan ojek di Jakarta, yang menurutnya memiliki potensi besar jika diorganisasi secara efisien.
Baca juga: Kronologi Serta Respon Berbagai Pihak Terkait Driver Ojol Dilindas Rantis Brimon Hingga Tewas
Fokus awal Gojek adalah layanan kurir dan transportasi roda dua, menghubungkan pengemudi dengan penumpang.
Langkah besar datang pada Januari 2015 ketika aplikasi Gojek resmi diluncurkan. Kehadiran aplikasi ini mengubah wajah transportasi di Indonesia.
Dengan akses lebih mudah, Gojek segera mendapat sambutan luas dari masyarakat. Popularitasnya semakin meningkat, dan investor besar pun mulai melirik.
Tak berhenti pada transportasi, Gojek berekspansi ke berbagai layanan, mulai dari pesan-antar makanan hingga pembayaran digital.
Perkembangan ini membuat Gojek menjadi salah satu startup terbesar di Asia Tenggara, bahkan meraih status decacorn dengan valuasi lebih dari US$ 10 miliar.
Kesuksesan Gojek juga mengantarkan Nadiem masuk ke daftar pengusaha muda berpengaruh di Indonesia. Laporan Globe Asia sempat mencatat kekayaannya mencapai US$ 100 juta.
Dari Dunia Bisnis ke Kursi Menteri
Nama Nadiem semakin dikenal luas ketika Presiden Joko Widodo menunjuknya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada 23 Oktober 2019.
Penunjukan ini sempat mengejutkan publik, mengingat latar belakangnya lebih kuat di dunia bisnis dan teknologi.
Baca juga: Logo Hitam Jadi Bentuk Duka Mendalam Gojek Terhadap Affan Kurniawan
Dalam periode kedua pemerintahan Jokowi, Nadiem kembali dipercaya menduduki jabatan menteri. Kali ini ia dilantik sebagai Mendikbud Ristek pada 28 April 2021, menggantikan Bambang Brodjonegoro. Ia menjabat hingga Oktober 2024.
Selama masa kepemimpinannya di Kemendikbud Ristek, Nadiem dikenal dengan program Merdeka Belajar. Program ini menekankan kebebasan dalam proses belajar-mengajar, baik bagi sekolah maupun perguruan tinggi.
Meski menuai pro dan kontra, inisiatif tersebut dianggap sebagai langkah reformasi pendidikan di era digital.
Latar Belakang dan Pendidikan
Nadiem lahir dari keluarga terpandang. Ayahnya, Nono Anwar Makarim, adalah seorang pengacara sekaligus aktivis berdarah Minang-Arab. Sejak kecil, Nadiem terbiasa dengan lingkungan yang mendukung pendidikan berkualitas.
Ia menempuh pendidikan di Singapura dan New York sebelum melanjutkan studi ke jenjang universitas. Nadiem meraih gelar sarjana di Brown University, Amerika Serikat, kemudian melanjutkan ke Harvard Business School dan meraih gelar Master of Business Administration (MBA).
Setelah kembali ke Indonesia, ia bekerja sebagai konsultan manajemen. Pengalaman inilah yang semakin membentuk pemikirannya sebelum akhirnya mendirikan Gojek, yang kemudian menjadi salah satu startup paling sukses di kawasan.
Dari Popularitas ke Kasus Hukum
Setelah perjalanan panjang di dunia bisnis dan pemerintahan, kini Nadiem menghadapi fase yang berbeda. Kejagung menetapkannya sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook.
Kasus ini masih dalam proses penyelidikan, namun penetapan status tersangka terhadap mantan CEO Gojek dan eks Mendikbud Ristek ini langsung menyita perhatian publik.
Banyak pihak menilai perkembangan kasus ini akan menjadi ujian baru bagi citra Nadiem yang sebelumnya identik dengan inovasi dan perubahan.
Jejak Karier Nadiem Makarim
- 2010: Mendirikan Gojek bersama Kevin Aluwi dan Michaelangelo Moran.
- 2015: Meluncurkan aplikasi Gojek, membuka era baru layanan transportasi digital di Indonesia.
- 2019: Diangkat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
- 2021: Menjadi Mendikbud Ristek dalam kabinet kedua Presiden Jokowi.
- 2024: Mengakhiri masa jabatan sebagai menteri.
- 2025: Ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pengadaan laptop Chromebook.
Perjalanan Nadiem menjadi gambaran kompleks bagaimana seorang pengusaha sukses bisa bertransformasi menjadi pejabat publik, lalu berhadapan dengan kasus hukum.
Publik kini menantikan bagaimana proses hukum ini akan berjalan, sekaligus menilai kembali warisan perjalanan panjangnya dari dunia startup hingga pemerintahan.
Sumber foto: Instagram (edit)