WhatsApp kembali menghadirkan gebrakan teknologi yang mengubah cara kita berkomunikasi. Dalam peluncuran terbarunya, aplikasi milik Meta ini memperkenalkan fitur AI bernama “Bantuan Penulisan” yang memungkinkan pengguna untuk menyusun ulang pesan mereka dengan gaya yang lebih profesional, jenaka, suportif, atau sekadar diparafrasekan.
Fitur ini menjadi langkah strategis WhatsApp untuk memperkuat posisinya sebagai platform komunikasi yang tidak hanya cepat dan aman, tetapi juga cerdas dan adaptif terhadap kebutuhan pengguna masa kini.
Mengutip Techcrunch, Jumat (29/8/2025), di balik kecanggihan fitur ini, terdapat teknologi Pemrosesan Pribadi (Private Processing) milik Meta yang menjamin privasi pengguna tetap terjaga.
Artinya, meskipun pengguna menerima saran penulisan ulang dari AI, baik WhatsApp maupun Meta tidak dapat membaca pesan asli maupun versi yang disarankan. Ini menjadi jawaban atas kekhawatiran publik terhadap privasi digital, sekaligus membuktikan bahwa inovasi dan keamanan bisa berjalan beriringan.
Bantuan Penulisan dirancang untuk memberikan pengalaman komunikasi yang lebih ekspresif dan sesuai konteks. Pengguna kini dapat menyampaikan pesan dengan nuansa yang lebih tepat entah itu untuk menyampaikan kritik dengan cara yang lebih halus, menyemangati teman dengan gaya suportif, atau sekadar menambahkan sentuhan humor dalam obrolan harian.
WhatsApp bahkan memamerkan contoh penggunaan fitur ini dengan pesan sederhana: “Jangan tinggalkan kaus kaki kotor di sofa.” AI kemudian menyulapnya menjadi versi yang lebih jenaka, seperti “Jangan jadikan sofa sebagai kuburan kaus kaki,” atau “Hei, ninja kaus kaki, keranjang cucian ada di sana!”
Peluncuran fitur ini juga menjadi sinyal bahwa WhatsApp ingin pengguna tetap berada di dalam ekosistemnya saat menyusun pesan, tanpa harus bergantung pada aplikasi eksternal seperti ChatGPT. Dengan integrasi AI langsung di dalam aplikasi, proses penulisan pesan menjadi lebih seamless dan efisien, tanpa perlu berpindah platform atau menyalin teks dari luar.
Namun, seperti halnya inovasi digital lainnya, fitur ini juga memunculkan beragam respons dari pengguna. Sebagian mungkin merasa bahwa pesan yang dihasilkan AI kurang autentik, terutama dalam konteks komunikasi pribadi dengan orang-orang terdekat.
Menulis ulang email kerja dengan bantuan AI mungkin terasa wajar, tetapi menggunakan AI untuk mengirim pesan kepada nenek tentu menghadirkan dilema emosional tersendiri. Di sinilah pentingnya fitur ini tetap bersifat opsional, memberikan kebebasan penuh kepada pengguna untuk memilih kapan dan bagaimana mereka ingin memanfaatkannya.
Untuk mengakses Bantuan Penulisan, pengguna cukup mengetuk ikon pensil yang kini muncul saat menulis pesan di aplikasi. Fitur ini mulai diluncurkan dalam bahasa Inggris di sejumlah negara terpilih, dan diperkirakan akan diperluas ke lebih banyak wilayah dan bahasa dalam waktu dekat.
Dengan pendekatan yang mengutamakan privasi dan fleksibilitas, WhatsApp tampaknya siap membawa pengalaman berkirim pesan ke level yang lebih personal dan cerdas.
Peluncuran Bantuan Penulisan bukan hanya tentang teknologi, tetapi tentang bagaimana kita mengekspresikan diri di era digital. Di tengah arus komunikasi yang serba cepat, fitur ini memberi ruang bagi pengguna untuk menyampaikan pesan dengan lebih tepat, lebih kreatif, dan tetap menjaga esensi dari percakapan yang bermakna.