Mahasiswa Program Game Application & Technology (GAT) dari School of Computer Science BINUS University kembali membuktikan bahwa talenta muda Indonesia tak hanya mampu bersaing, tapi juga bersinar di panggung internasional.
Tim LOGIC – Thizen Studio berhasil lolos seleksi dan akan memamerkan karya mereka yang berjudul Luminote Mio: Aqualoom at Ocean’s End di ajang bergengsi Tokyo Game Show (TGS) 2025.
Prestasi ini bukan sekadar pencapaian akademik, melainkan simbol bahwa kreativitas anak bangsa mampu menembus batas geografis dan industri global.
Keberhasilan ini tidak terjadi dalam semalam. Di balik pencapaian gemilang tersebut, ada peran strategis dari BINUS University yang secara konsisten membangun ekosistem inovatif melalui LOGIC (Laboratory of Game Incubation Center).
Tim Thizen Studio mendapatkan akses ke fasilitas kelas dunia, pendanaan yang mendukung proses kreatif, mentoring intensif dari praktisi industri game, hingga koneksi komunitas game Indonesia yang terus berkembang.
Dukungan penuh dari kampus, termasuk akomodasi dan logistik untuk tampil di TGS, menjadi bukti nyata bahwa pendidikan tinggi bisa menjadi katalisator prestasi global.
“Ketika mahasiswa diberikan dukungan yang tepat, mereka bisa melampaui ekspektasi dan bersaing di level internasional,” jelas Dimas Ramdhan selaku dosen pembimbing proyek ini.
Seperti diketahui, game Luminote Mio sendiri hadir dengan konsep yang unik dan menyentuh. Mengusung latar dunia pasca kiamat yang justru terasa damai dan santai, game ini menggabungkan elemen cahaya dan musik dalam sebuah narasi visual yang memikat.
Nama “Luminote” berasal dari kata light dan note, sementara “Mio” adalah karakter utama yang membawa harapan di tengah kehancuran. Filosofi game ini sederhana namun kuat: keindahan bisa tetap tumbuh di tengah keterbatasan.
Tim mengaku bahwa momen paling emosional dalam proses pengembangan adalah ketika visual dan cerita yang awalnya dikembangkan secara terpisah akhirnya menyatu menjadi satu pengalaman yang utuh dan menyentuh. Meski harus membagi waktu antara kuliah dan pengembangan game—termasuk menghadapi UAS—mereka merasa hasil akhir sangat layak diperjuangkan.
Kabar lolos ke TGS 2025 menjadi titik balik yang penuh emosi bagi tim. Campuran antara kebahagiaan, rasa syukur, dan ketidakpercayaan menyelimuti mereka.
“Kami sangat bangga bisa mewakili BINUS University dan Indonesia. Ini mimpi yang menjadi nyata,” ujar salah satu anggota tim.
Bagi mahasiswa GAT, TGS bukan hanya ajang pamer karya, tetapi juga pintu masuk ke dunia industri game Jepang yang dikenal ketat dan kompetitif. Di sana, mereka berkesempatan untuk berinteraksi langsung dengan publisher, investor, dan gamer internasional—sebuah peluang emas untuk mendapatkan validasi dan umpan balik yang berharga.
Dalam pandangan tim LOGIC – Thizen Studio, industri game Indonesia sedang berada di fase pertumbuhan yang menjanjikan. Dukungan dari pemerintah dan komunitas lokal semakin terasa, namun tantangan seperti akses pengetahuan dan struktur industri masih menjadi hambatan.
Mereka menekankan pentingnya keberadaan inkubator seperti LOGIC BINUS University yang mampu menjembatani talenta muda dengan pasar global. “Indonesia punya banyak talenta luar biasa. Sekarang saatnya kita tunjukkan karya anak bangsa ke dunia,” tegas mereka.
Setelah tampil di TGS 2025, tim berencana untuk mengumpulkan validasi dari pemain, menyempurnakan game, dan menargetkan rilis di platform global seperti Steam. Langkah ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk menjadikan Luminote Mio sebagai produk kreatif Indonesia yang bisa bersaing di pasar internasional.
Pencapaian ini juga memperkuat komitmen BINUS University dalam membina generasi muda yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga mampu berkontribusi nyata di industri kreatif global.
BINUS University menyampaikan apresiasi dan semangat kepada tim LOGIC – Thizen Studio atas pencapaian luar biasa ini, dengan harapan karya mereka bisa menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk terus berkarya dan membawa nama Indonesia ke panggung dunia.