Di balik layar Microsoft, ada sosok kreatif bernama Braz de Pina yang tak hanya sibuk merancang produk resmi, tapi juga meluangkan waktu untuk menciptakan konsep perangkat keras yang out of the box.
Sebagai Kepala Desainer Produk, de Pina kerap membagikan ide-ide briliannya melalui situs pribadi, Behance, dan Instagram. Salah satu karya yang paling mencuri perhatian adalah a_77—sebuah laptop ultra-kompak yang tampil beda dari segala tren desain laptop saat ini.
Mengutip Techradar, Rabu (27/8/2025), meski konsep a_77 sudah dirancang lebih dari setahun lalu, banyak orang baru menyadarinya belakangan ini. Banyak yang terpesona dan baru menemukan desain ini, serta langsung terpikat oleh pendekatan unik yang ditawarkan.
Awalnya, a_77 hanyalah model 3D sederhana dari sebuah keyboard mungil. Namun, seiring waktu, de Pina menambahkan layar dan port, hingga akhirnya menjelma menjadi laptop utuh yang punya karakter kuat dan identitas visual yang tak biasa.
Proses desain a_77 mencerminkan eksplorasi yang berani terhadap bentuk dan fungsi. Laptop ini tidak mengikuti pakem konvensional, melainkan menghadirkan siluet yang segar dan berbeda.
Keyboard menjadi elemen utama yang menentukan arah desain. Dengan layout 65%, tombol fungsi di bagian atas, tombol escape berukuran jumbo, dan tombol daya berwarna oranye terang, a_77 langsung menunjukkan bahwa ia bukan sekadar perangkat biasa.
Yang menarik, meskipun bukan produk resmi Microsoft, de Pina tetap menyematkan tombol Copilot di samping bilah spasi sebuah sentuhan personal yang merefleksikan semangat inovasi dari dalam tim Microsoft sendiri. Di bawah tombol Enter, terdapat tonjolan bergaya ThinkPad yang berfungsi sebagai kontrol kursor, menambah nuansa retro-futuristik yang jarang ditemui di laptop modern.
Speaker ditempatkan di sepanjang tepi bawah, memaksimalkan ruang yang tersedia dalam rangka yang sangat ringkas. Layarnya pun tak kalah unik. Alih-alih menggunakan rasio aspek standar seperti 16:9, de Pina memilih format layar yang menyerupai versi besar dari layar smartphone. Hasilnya adalah tampilan yang tidak konvensional namun tetap fungsional, cocok untuk pengguna yang mengutamakan portabilitas dan gaya.
Desain a_77 benar-benar menantang norma. Alih-alih tampil dengan finishing metalik yang umum di laptop premium, perangkat ini menggunakan material plastik dengan warna-warna cerah seperti kuning, biru, dan putih.
Pilihan ini bukan hanya soal estetika, tapi juga soal pendekatan desain yang lebih playful dan inklusif. Ventilasi kipas tersebar di sisi dan belakang, sementara empat port USB-C dibagi rata di kedua sisi, memberikan fleksibilitas konektivitas yang maksimal.
Dengan ukuran yang sangat ringkas, a_77 bahkan bisa diselipkan ke dalam saku jaket. Pengisian daya melalui USB-C membuatnya semakin praktis, karena pengguna tak perlu membawa charger besar ke mana-mana.
Semua elemen ini menunjukkan bahwa konsep laptop tidak harus selalu besar, berat, dan serius. Justru, dengan pendekatan yang lebih ringan dan personal, perangkat bisa terasa lebih dekat dengan penggunanya.
Meski a_77 masih sebatas konsep, desain ini membuka mata kita bahwa laptop bisa didesain ulang untuk mengekspresikan kepribadian sekaligus memenuhi kebutuhan fungsional. Di tengah pasar yang dipenuhi perangkat seragam, a_77 hadir sebagai angin segar yang menggabungkan kreativitas, efisiensi, dan keberanian untuk tampil beda.
Jika kebetulan tertarik dengan dunia desain produk atau teknologi portabel, a_77 adalah contoh sempurna bagaimana ide liar bisa menjadi sesuatu yang sangat relevan. Laptop ini bukan hanya soal ukuran, tapi soal bagaimana perangkat bisa menjadi perpanjangan dari gaya hidup dan karakter penggunanya.
Siapa tahu, mungkin suatu hari nanti, a_77 akan benar-benar hadir di rak toko dan mengubah cara kita memandang laptop.