Raksasa teknologi Meta Platforms Inc. kembali membuktikan kekuatannya dalam dunia periklanan digital. Didukung oleh kecanggihan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), Meta berhasil mencatatkan lonjakan pendapatan yang signifikan pada kuartal ketiga, mendorong harga sahamnya naik hingga 11,2% dalam perdagangan setelah jam market.
Dalam laporan keuangan yang dirilis Rabu malam waktu setempat, Meta memproyeksikan pendapatan kuartal ketiga yang jauh melampaui ekspektasi analis. Performa gemilang ini disumbang oleh efektivitas alat periklanan berbasis AI yang memperkuat kinerja Facebook dan Instagram di tengah ketidakpastian ekonomi global, demikian dilansir dari Reuters.
CEO Meta, Mark Zuckerberg, menegaskan bahwa investasi besar-besaran dalam infrastruktur AI telah membuka peluang besar dalam bisnis iklan digital perusahaan. Dalam panggilan konferensi bersama analis, Zuckerberg mengungkapkan bahwa AI telah memberikan lompatan signifikan dalam monetisasi platform.
“Pertanyaan soal seberapa cepat kita akan sampai pada kecerdasan buatan yang benar-benar kuat atau bahkan superintelligence terus muncul. Tapi sejauh ini, asumsi yang paling agresif justru terbukti paling akurat,” kata Zuckerberg.
Menyusul lonjakan kebutuhan komputasi untuk AI, Meta menaikkan proyeksi belanja modal (capex) tahunan pada batas bawahnya sebesar US$2 miliar, menjadi kisaran antara US$66 miliar hingga US$72 miliar.
Perusahaan juga memperkirakan laju pertumbuhan biaya operasional pada 2026 akan lebih tinggi dibanding 2025, seiring dengan meningkatnya gaji pegawai dan ekspansi infrastruktur pusat data.
Meski belanja membengkak, para investor tampaknya tetap percaya terhadap visi Zuckerberg untuk mengejar pengembangan AI tingkat lanjut, termasuk superintelligence—konsep AI yang melampaui kecerdasan manusia di semua bidang. Sepanjang tahun ini, saham Meta telah naik hampir 20%.
Kenaikan saham Meta pada Rabu malam juga turut mendongkrak kapitalisasi pasar, bersama dengan Microsoft yang turut melaporkan kenaikan signifikan. Kombinasi kenaikan saham dua raksasa teknologi ini menambah nilai hampir setengah triliun dolar AS ke bursa saham AS dalam semalam.
Microsoft sendiri menyatakan bahwa belanja modalnya akan mencapai lebih dari US$30 miliar pada kuartal fiskal pertama, jauh di atas estimasi analis sebesar US$23,75 miliar. Jika tren ini berlanjut, perusahaan tersebut diperkirakan akan menghabiskan sekitar US$120 miliar untuk pengembangan AI dalam setahun.
Sementara itu, Alphabet, induk perusahaan Google juga telah menaikkan anggaran belanja modalnya untuk tahun ini menjadi sekitar US$85 miliar, dengan sinyal tambahan belanja besar tahun depan guna memenuhi lonjakan permintaan layanan AI.