Di tengah volatilitas harga dan ketatnya persaingan di dunia cryptocurrency, para trader terus mencari celah yang bisa dimanfaatkan untuk meraih keuntungan.
Salah satu strategi populer yang kerap digunakan adalah arbitrase, sebuah metode yang memungkinkan trader meraup profit dari perbedaan harga aset digital di berbagai exchange (bursa).
Apa Itu Arbitrase dalam Cryptocurrency?
Arbitrase adalah strategi trading yang memanfaatkan selisih harga aset yang sama di dua atau lebih pasar.
Baca juga: Anti Inflasi, Bitcoin Bisa Jadi Solusi untuk Lindungi Aset?
Dalam konteks cryptocurrency, seorang trader atau disebut arbitrageur, akan membeli aset digital seperti Bitcoin atau Ethereum di exchange yang menawarkan harga lebih rendah, lalu langsung menjualnya di exchange lain yang harganya lebih tinggi. Keuntungan pun diperoleh dari selisih harga tersebut, dikurangi biaya transaksi.
Namun, strategi ini membutuhkan ketangkasan dan kecepatan. Pasalnya, selisih harga antar bursa sering kali hanya muncul dalam waktu yang sangat singkat, bahkan dalam hitungan detik.
Oleh karena itu, arbitrase bukan sekadar strategi sederhana, tetapi juga menuntut kejelian dan alat bantu yang canggih seperti trading bot.
Jenis-Jenis Strategi Arbitrase yang Populer
Mengutip dari Pintu Academy, platform edukasi milik aplikasi kripto PINTU, setidaknya ada dua jenis strategi arbitrase yang populer di kalangan trader: Arbitrase Bursa dan Arbitrase Segitiga.
1. Arbitrase Bursa (Exchange Arbitrage)
Ini merupakan bentuk arbitrase paling dasar. Trader akan membeli aset di satu exchange dan langsung menjualnya di exchange lain yang menawarkan harga jual lebih tinggi.
Contoh kasus:
Jika harga Bitcoin di Exchange X adalah Rp150.000.000 dan di Exchange Y Rp151.000.000, maka arbitrageur bisa membeli Bitcoin di X, kemudian menjualnya di Y. Jika berhasil dieksekusi dengan cepat dan biaya transaksi tidak terlalu besar, keuntungan sebesar Rp1.000.000 bisa dikantongi.
Strategi ini cocok untuk trader yang memantau beberapa exchange sekaligus dan siap melakukan eksekusi cepat.
Baca juga: Bitcoin Tembus Rekor, PINTU Gelar Kompetisi Trading Derivatif Berhadiah Puluhan Juta
2. Arbitrase Segitiga (Triangular Arbitrage)
Jenis arbitrase ini sedikit lebih kompleks. Trader akan memanfaatkan perbedaan harga di antara tiga pasangan mata uang atau aset kripto berbeda di satu exchange.
Contoh simulasi:
- Trader mulai dengan Bitcoin.
- Lalu menukarnya dengan Ethereum (BTC → ETH).
- Kemudian menukar Ethereum dengan Binance Coin (ETH → BNB).
- Dan terakhir, menukar Binance Coin kembali ke Bitcoin (BNB → BTC).
Jika perhitungan dilakukan dengan cermat dan nilai tukar mendukung, jumlah Bitcoin yang dimiliki setelah transaksi bisa lebih besar dari modal awal. Namun strategi ini juga harus memperhitungkan biaya konversi dan kecepatan eksekusi, karena selisih nilai tukar bisa berubah sangat cepat.
Tantangan dalam Menerapkan Strategi Arbitrase
Meskipun arbitrase dianggap sebagai strategi yang relatif rendah risiko, bukan berarti tanpa tantangan. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan oleh arbitrageur:
- Kecepatan Eksekusi: Perbedaan harga bisa menghilang dalam hitungan detik. Bot trading atau API menjadi alat penting agar tidak ketinggalan momentum.
- Biaya Transaksi dan Penarikan: Setiap exchange memiliki struktur biaya berbeda. Trader harus menghitung secara rinci apakah selisih harga cukup untuk menutup biaya dan tetap menghasilkan keuntungan.
- Likuiditas Pasar: Aset dengan volume trading rendah bisa membuat eksekusi order lebih lama atau terkena slippage (selisih harga saat transaksi).
- Risiko Regulasi dan Verifikasi: Tidak semua exchange terbuka secara global. Beberapa mungkin memerlukan proses KYC (Know Your Customer) atau memiliki batasan wilayah.
- Perbedaan Waktu dan Server Lag: Latensi dalam koneksi ke server exchange bisa memengaruhi harga yang didapat.
Menurut PINTU, Arbitrase cocok digunakan oleh trader yang sudah memahami dasar-dasar trading dan memiliki modal cukup untuk menutup biaya transfer antar exchange.
Selain itu, pemanfaatan bot dan akses ke banyak exchange akan sangat membantu dalam memaksimalkan strategi ini.
Namun bagi pemula, strategi ini juga bisa menjadi sarana belajar untuk memahami dinamika pasar dan pentingnya analisis harga real-time.
Asal dijalankan dengan hati-hati dan penuh perhitungan, arbitrase tetap menjadi strategi yang layak dipertimbangkan.
Sumber foto: PINTU