Setelah Luka Modric, giliran Fran Garcia yang meninggalkan Real Madrid. AC Milan telah mulai menghubungi untuk merekrut bek kiri Real Madri itu ketika masa depannya di Bernabeu mulai tidak menentu.
Musim transfer musim panas di Eropa baru saja dihebohkan oleh kesepakatan ikonik: Luka Modric, legenda hidup Real Madrid, telah resmi bergabung dengan AC Milan.
Rasanya ini hanyalah perpisahan yang indah untuk menutup babak gemilang dalam karier seorang pemain, tetapi segera, sebuah kisah baru pun tersulut, memperpanjang hubungan istimewa antara kedua raksasa sepak bola ini. Kini, nama yang disebut adalah Fran Garcia , dan pertanyaannya adalah: apakah bek yang tumbuh besar di Castilla ini akan mengikuti jejak seniornya, Modric, untuk meninggalkan Bernabeu?
Jawabannya, tampaknya, cenderung ya. Masa depan Fran Garcia di Madrid tiba-tiba menjadi tidak pasti, bukan karena performanya yang buruk, melainkan karena persaingan ketat yang menjadi “spesialisasi” tim Kerajaan. Penampilan impresifnya di Piala Dunia Antarklub FIFA, di mana ia menjadi starter di semua enam pertandingan, telah menjadi penegasan akan nilai Garcia.
Namun, di dunia Real Madrid, posisi tidak pernah permanen. Kedatangan Alvaro Carreras, bek kiri yang menjanjikan, langsung menciptakan kemacetan di sayap kiri. Dengan Ferland Mendy masih di sana, posisi Fran Garcia tiba-tiba berubah dari opsi yang dapat diandalkan menjadi pilihan ketiga.
Ini bukan pertama kalinya Real Madrid dan AC Milan menemukan kesamaan di bursa transfer, terutama di posisi bek kiri. Kenangan transfer Theo Hernandez pada tahun 2019 masih segar dalam ingatan. Saat itu, Theo juga pindah dari pemain surplus di Madrid ke Milan dan menjelma menjadi salah satu bek sayap terbaik dunia.
Sejarah tampaknya terulang kembali. Hubungan dekat antara kedua klub menjadi katalis penting, yang membuat negosiasi lebih mudah dan lebih terbuka.
Selain itu, faktor agen juga memainkan peran penting. Menurut AS, Gines Carvajal, agen Fran Garcia dan pemain baru Alvaro Carreras, adalah orang yang memulai kontak dengan AC Milan. Ini merupakan langkah yang wajar: setelah berhasil membawa satu klien (Carreras) ke Bernabeu dan secara tidak sengaja menempatkan klien lain (Garcia) dalam posisi sulit, menemukan tujuan baru bagi Garcia merupakan solusi yang memuaskan semua pihak.
Secara logis, kesepakatan ini merupakan langkah ekonomi dan olahraga yang cerdas bagi Real Madrid dan AC Milan. Bagi Madrid, menjual Fran Garcia dengan harga sekitar 20 juta euro, sebagaimana dilaporkan oleh media Italia, akan menjadi keuntungan yang cepat dan masuk akal. Mereka tidak hanya mengatasi masalah kelebihan pemain, tetapi juga menganut filosofi pragmatis: mereka bersedia menjual pemain “lokal” jika mereka tidak dapat menjadi pilar yang tak tergantikan.
Sedangkan AC Milan, setelah kepergian Theo Hernandez ke Liga Pro Saudi, membutuhkan bek kiri baru. Dengan anggaran transfer yang terbatas, Fran Garcia muncul sebagai target ideal. Ia berpengalaman di level atas, familiar dengan tekanan klub besar, dan banderol harganya €20 juta masih dalam batas kemampuan Rossoneri.
Kehadiran Luka Modric di San Siro juga bisa menjadi daya tarik, bukti ambisi klub.
Singkatnya, jalan Fran Garcia untuk meninggalkan Real Madrid semakin jelas. Ini bukan kegagalan, melainkan konsekuensi tak terelakkan dari aturan eliminasi di klub super, di mana keunggulan kemarin tidak menjamin posisi hari ini.
Jika Fran Garcia menyusul Modric ke Milan, itu akan menjadi babak selanjutnya dalam kemitraan unik antara dua kekuatan sepak bola Eropa. Ini adalah kisah tentang bakat yang mencari kesempatan kedua, dan tentang Real Madrid yang tahu cara menyeimbangkan skuadnya dengan cara yang dingin namun efektif.