Perjalanan kereta api kini semakin praktis dan futuristik. PT KAI Properti, anak usaha dari PT Kereta Api Indonesia (Persero), resmi menghadirkan sistem face recognition atau pengenalan wajah di tiga stasiun besar di Indonesia yaitu Stasiun Cirebon Prujakan, Stasiun Tugu Yogyakarta, dan Stasiun Surabaya Pasar Turi.
Inovasi ini memungkinkan penumpang boarding tanpa harus mencetak tiket. Cukup datang ke stasiun, berjalan ke e-gate, dan memindai wajah, sistem langsung mengenali data tiket, dan penumpang bisa langsung masuk peron.
“Face recognition adalah bagian dari transformasi digital yang kami dorong untuk menciptakan pengalaman transportasi yang modern, efisien, dan ramah lingkungan,” ujar Ramdhani Subagja, Pelaksana Tugas Sekretaris Perusahaan KAI Properti, Kamis (17/7/2025).
Sejak pertama kali diperkenalkan pada 2022, teknologi ini telah dimanfaatkan oleh lebih dari 15,52 juta pelanggan. Hasilnya tak hanya meningkatkan kenyamanan dan keamanan, tetapi juga mengurangi beban operasional dan limbah.
Data internal menunjukkan sistem ini berhasil menghemat 36.954 rol kertas boarding pass, yang setara dengan penghematan biaya sebesar Rp554,29 juta. Lebih dari sekadar efisiensi, inisiatif ini juga menjadi langkah konkret menuju operasional transportasi yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Untuk bisa menggunakan layanan ini, penumpang cukup mendaftar melalui aplikasi Access by KAI atau langsung di stasiun. Setelah data biometrik terekam, proses masuk ke peron hanya membutuhkan satu langkah: pemindaian wajah di e-gate.
Langkah ini sejalan dengan visi KAI Group untuk memperluas adopsi teknologi di berbagai lini layanan publik, sekaligus mengurangi ketergantungan pada proses manual yang memakan waktu dan sumber daya.