Kediri (Kemenag) — Direktorat Pesantren Kemenag memberikan afirmasi bagi Muhadhir (Dosen) Ma’had Aly dalam penguatan digitalisasi pembelajaran. Kemenag melatih para dosen perguruan tinggi khas pesantren ini dengan teknis penggunaan Tarkib Digital.
Tarkib Digital adalah aplikasi untuk membantu membaca kitab kuning beraksara Pegon secara digital. Aplikasi ini mengadaptasi ‘maknani’ atau ‘ngalogat’ kitab kuning dalam tradisi pesantren, dengan memberi makna per kata, posisi tarkib dan i’rabnya, sehingga memudahkan pembelajaran di pesantren melalui perangkat digital.
Pelatihan Tarkib Digital berlangsung tiga hari. 10 – 12 Juli 2025, di Kediri, Jawa Timur. Hadir, Direktur Pesantren Basnang Said, Kasubdit Pendidikan Ma’had Aly Mahrus Elmawa, perwakilan dari Muhadhir Ma’had Aly regional Jawa Timur, Kanwil Kementerian Agama Jawa Timur, dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kediri.
Basnang Said menekankan pentingnya Tarkib Digital sebagai bagian dari implementasi digitalisasi tata kelola pesantren. “Perubahan zaman menuntut kita untuk terus berinovasi, dan pesantren tidak boleh tertinggal. Dengan adanya pelatihan Tarkib Digital, kami ingin memberikan kesempatan kepada para muhadhir untuk menguasai teknologi yang akan memudahkan mereka dalam menyebarkan dan mendokumentasikan keilmuan, khususnya aksara Pegon yang sangat khas dalam tradisi pesantren,” kata Basnang di Kediri, Kamis (10/7/2025).
Tarkib Digital yang dimaksud tidak hanya berfokus pada pengajaran, tetapi juga pada penguatan kompetensi tarbiyah (pembelajaran) dan bahs (karya ilmiah) muhadhir Ma’had Aly. “Melalui Tarkib Digital, para muhadhir akan lebih mudah dalam menerapkan bahs secara digital, terutama dalam bidang kutubut turats yang menjadi khazanah intelektual pesantren. Ini sejalan dengan kebutuhan para mahasantri generasi Z yang lebih terbiasa dengan teknologi dalam proses belajar mereka,” jelasnya.
Basnang juga menjelaskan bahwa teknologi bukanlah pengganti, tetapi alat bantu untuk memperkuat keberadaan pesantren di era modern. “Pelatihan ini adalah bagian dari upaya kami untuk menjadikan Ma’had Aly sebagai lembaga pendidikan tinggi pesantren yang tidak hanya unggul dalam ilmu agama, tetapi juga memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perkembangan teknologi,” tambah Basnang.
Mahrus Elmawa, dalam kesempatan yang sama, menambahkan bahwa pelatihan Tarkib Digital ini juga bertujuan untuk memperkuat identitas pesantren di kancah global. “Kegiatan ini sejalan dengan tujuan kami untuk memperkenalkan Ma’had Aly sebagai lembaga pendidikan yang tidak hanya menjaga warisan keilmuan tradisional, tetapi juga mampu berinovasi dalam bidang akademik,” ujarnya.
Mahrus juga menekankan bahwa salah satu bentuk persiapan Ma’had Aly dalam menghadapi tantangan global adalah melalui ajang seperti Musabaqah Qira’atul Kutub (MQK) Internasional yang akan datang.
Doktor lulusan UI ini berharap, Tarkib Digital dapat digunakan sebagai instrumen karya ilmiah bagi para muhadhir ataupun mahasantri, ini akan menjadi ciri karakter baru dalam model karya ilmiah modern berbasis tekonologi.
Kegiatan ini juga mendapat perhatian dan dukungan dari perwakilan Muhadhir Ma’had Aly regional Jawa Timur, Kanwil Kementerian Agama Jawa Timur, dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kediri, yang turut memberikan masukan penting mengenai penguatan kapasitas muhadhir dalam memajukan pesantren. Kehadiran mereka memperlihatkan sinergi yang kuat antara lembaga pusat dan daerah dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih baik bagi Ma’had Aly.
Melalui pelatihan ini, diharapkan para muhadhir akan lebih siap menghadapi tantangan zaman dan mampu menggunakan teknologi untuk meningkatkan kualitas pengajaran serta memperluas jaringan keilmuan pesantren.
“Ke depan, kami berharap dapat terus mengembangkan pelatihan serupa di lebih banyak pesantren di seluruh Indonesia, agar para muhadhir dapat terus menghasilkan karya-karya besar yang tidak hanya relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga tetap berakar pada tradisi pesantren yang sangat berharga,” tutup Basnang.
Selain itu, Diaz Nawaksara, substance enginer dari Tim Pengembang Aksara Pegon Digital, turut menambahkan informasi penting terkait pengembangan Tarkib Digital yang akan dilengkapi engan fitur-fitur pendukung untuk kegiatan belajar-mengajar di Pesantren dan Ma’had Aly.
“Tim kami yang terlibat dalam kongres aksara Pegon tahun 2022 terus bekerja untuk melengkapi komponen teknis Tarkib Digital agar dapat diterapkan secara lengkap. Kami berharap upaya ini dapat membuat aksara Pegon diakui secara global, sekaligus memperkuat warisan intelektual pesantren dalam dunia digital,” sebutnya.
“Kami terus berupaya untuk menciptakan komponen teknis yang solid, sehingga Tarkib Digital dapat diterima dan digunakan secara luas, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di tingkat internasional,” tutupnya.