Nvidia kembali mencuri perhatian pasar global setelah sahamnya melonjak dan sempat mendorong kapitalisasi pasar perusahaan menembus angka $4 triliun dalam sesi perdagangan Rabu (9/7) waktu setempat.
Meski akhirnya ditutup di angka $3,97 triliun, capaian ini tetap menandai momen bersejarah bagi perusahaan semikonduktor asal California tersebut.
Capaian ini membuat Nvidia menjadi perusahaan paling bernilai di dunia, melampaui raksasa teknologi lainnya seperti Microsoft dan Apple, yang sebelumnya juga sempat menyentuh angka $3 triliun.
Baca juga: Samsung Galaxy Z Flip7, Makin Imut dengan Layar Fleksibel dan Compact
Kenaikan nilai saham Nvidia terus dipicu oleh posisinya sebagai pemimpin pasar dalam penyediaan chip dan perangkat keras untuk kebutuhan kecerdasan buatan (AI) generatif, industri yang terus berkembang pesat sejak peluncuran ChatGPT pada akhir 2022.
Didorong Permintaan Tinggi atas Chip AI
Sejak awal 2024, Nvidia telah mencatat kenaikan nilai yang sangat signifikan. Perusahaan melewati kapitalisasi pasar $2 triliun pada Februari 2024, kemudian menembus $3 triliun di bulan Juni, dan kini mencetak rekor $4 triliun.
Lonjakan permintaan global terhadap GPU (Graphics Processing Unit) untuk mendukung model bahasa besar (Large Language Model) telah menjadikan Nvidia sebagai pilar utama revolusi AI.
CEO Nvidia, Jensen Huang, menyebut bahwa pihaknya telah memosisikan perusahaan sebagai pemain utama dalam pembuatan GPU yang sangat diperlukan untuk melatih dan menjalankan sistem AI generatif modern.
“Pasar global membutuhkan kekuatan komputasi yang besar, dan kami ada di pusatnya,” ujar Huang dalam salah satu konferensi teknologi di Paris, Juni lalu.
Tantangan Geopolitik Tak Menghentikan Laju
Menariknya, lonjakan saham Nvidia tetap terjadi meskipun perusahaan tengah menghadapi tantangan besar terkait geopolitik, terutama dengan pembatasan ekspor ke China.
Pemerintah AS sebelumnya telah memberlakukan larangan ekspor terhadap chip AI kelas atas, termasuk chip H20 buatan Nvidia yang secara khusus ditujukan untuk pasar China.
Baca juga: Cara Klaim Adobe Creative Cloud Gratis untuk Pengguna NVIDIA RTX
Dalam laporan keuangan Mei lalu, Nvidia menyebut bahwa larangan tersebut berpotensi menghilangkan peluang penjualan senilai $8 miliar.
Jensen Huang bahkan menyatakan bahwa “pasar China senilai $50 miliar kini secara efektif tertutup bagi industri teknologi AS,” sebuah kerugian yang disebutnya sebagai “tremendous loss.”
Perjalanan Saham dan Reaksi Pasar
Selama lima tahun terakhir, harga saham Nvidia telah melonjak lebih dari 15 kali lipat, menjadikannya salah satu saham paling menjanjikan di sektor teknologi.
Dalam satu bulan terakhir saja, saham perusahaan naik lebih dari 15%, dan telah tumbuh sekitar 22% sejak awal 2025.
Investor terus memborong saham Nvidia karena percaya bahwa perusahaan ini akan tetap menjadi ujung tombak dalam ekosistem AI, meski muncul kekhawatiran mengenai kemungkinan pengembangan model AI yang lebih efisien dan tidak terlalu bergantung pada hardware intensif seperti yang ditunjukkan oleh model DeepSeek dari China.
Nvidia tidak hanya unggul dalam sisi teknologi, tetapi juga memiliki relasi strategis dengan para pemain besar industri, termasuk Microsoft, yang merupakan salah satu pelanggan utama. Dominasi ini memberikan Nvidia landasan kuat untuk terus mempertahankan kepemimpinan di pasar.
Dengan kapitalisasi pasar hampir menyentuh $4 triliun, Nvidia telah menempatkan dirinya di puncak dunia bisnis global. Para analis memperkirakan bahwa selama permintaan AI tetap tinggi dan inovasi chip terus berlanjut, tidak menutup kemungkinan angka $5 triliun bisa menjadi target berikutnya.