Diogo Jota meninggal dunia dalam kecelakaan tragis, tetapi warisannya tetap hidup melalui akademi sepak bola yang menyandang namanya di kampung halamannya di Gondomar, dan menginspirasi generasi pemain muda.
Gondomar, ibu kota perhiasan Portugal, telah kehilangan dua perhiasannya, Diogo Jota dan Andre Silva. Dua bersaudara dari kota Gondomar meninggal dalam kecelakaan mobil di Zamora saat dalam perjalanan ke Santander untuk menaiki feri ke Inggris.
Meski kariernya berakhir terlalu dini dan tragis, warisan Jota akan terus hidup di hati masyarakat Gondomar, terutama melalui nama akademi sepak bola. Akademi ini, mulai 30 Juni 2022, akan resmi diberi nama Diogo Jota, untuk menghormatinya dan kontribusi besarnya bagi sepak bola.
Slogan “Tidak penting dari mana kita berasal, yang penting seberapa jauh kita melangkah” muncul tepat di pintu masuk akademi, dengan jelas memperlihatkan usaha Jota untuk bangkit dari seorang bocah tak dikenal di Gondomar menjadi bintang Liverpool.
Presiden Gondomar SC Alvaro Cerqueira, yang memiliki hubungan dekat dengan Jota, mengenang bahwa keluarganya yang membawanya ke akademi tersebut saat ia masih kecil dan mereka tetap berhubungan selama bertahun-tahun. Jota pindah ke klub yang lebih besar, tetapi selalu menjaga hubungan khusus dengan Gondomar.
Akademi tersebut tidak hanya menjadi batu loncatan bagi karier Jota, tetapi juga tempat ia kembali setiap musim panas, berlatih bersama adiknya Andre Silva, sehingga terus memberi inspirasi dan semangat kepada generasi pemain muda lainnya. trum
Di depan papan nama “Academia Diogo Jota”, klub Gondomar membuat tugu peringatan kecil untuk menghormati Jota. Para penggemar dapat masuk untuk menyalakan lilin dan memberikan penghormatan. Di area ini, kaus para pemain muda akademi, serta lukisan, surat tulisan tangan, dan bola, menciptakan gambaran jelas tentang Jota, yang dianggap sebagai “pemain terhebat dalam sejarah klub”.
Jota tampil gemilang di lapangan dan menjadi panutan bagi para pemain muda Gondomar. Setiap anak yang keluar dari latihan dengan mengenakan seragam Gondomar bermimpi menjadi Jota, bermain di lapangan dan memberikan segalanya dengan penuh semangat. Akademi adalah warisan sejati Jota, tidak diukur dari uang tetapi dari cinta dan rasa hormat yang diterimanya dari masyarakat.
Selain sepak bola, Jota juga merupakan penggemar e-sports, khususnya gim EAFC (dulu FIFA). Ia bahkan bermain secara profesional dan meraih banyak prestasi yang mengagumkan. Jota juga mendirikan LUNA Esports, klub e-sports yang telah menjuarai banyak kejuaraan, termasuk kejuaraan FIFA, MLS, dan Copa del Mundo de Esports.
Jota adalah bintang yang bersinar di lapangan dan ikon yang selalu hidup di hati masyarakat Gondomar. Warisannya, melalui akademi sepak bola yang menyandang namanya, akan terus menginspirasi generasi pemain muda, menanamkan nilai-nilai usaha, gairah, dan cinta terhadap sepak bola.
Meski ia sudah tiada, apa yang ditinggalkan Diogo Jota akan selalu menjadi api yang menyala, membimbing bakat-bakat muda meraih mimpinya.