Tahun Pelajaran Baru, Harapan Baru
Pertengahan Juli ini, seluruh satuan pendidikan di Indonesia resmi memulai pembelajaran tahun ajaran baru 2025/2026. Di tengah dinamika pendidikan nasional, masyarakat dan orang tua menitipkan harapan besar agar putra-putri mereka dididik menjadi generasi yang cerdas, berkarakter, dan hebat bermartabat.
Imam Al-Ghazali, dalam karya monumentalnya Ihya Ulumiddin, menekankan pentingnya integrasi antara aspek spiritual dan praktis dalam kehidupan. Baginya, pendidikan bukan semata urusan akademik, melainkan proses membentuk kepribadian paripurna yang mampu menghadapi tantangan zaman dengan landasan iman dan akhlak yang kuat.
Fenomena menarik muncul ketika di beberapa daerah, sekolah negeri mengalami penurunan peminat, sementara madrasah justru menunjukkan ketangguhan. MI Jabalul Khoir di Purwodadi, misalnya, mengalami lonjakan pendaftar hingga harus menolak ratusan calon siswa. Keberhasilan ini bukan semata soal fasilitas, tetapi cerminan kepercayaan orang tua terhadap konsep pendidikan bermakna yang diterapkan madrasah.
Data dari IDN Times Jateng (2025) mencatat kekosongan 1.500 kursi SD di Semarang. Di Kudus, ancaman regrouping terhadap 60 sekolah pun terjadi (Murianews, 2025). Meski demikian, madrasah justru tetap diminati karena menawarkan pendidikan yang holistik: unggul dalam akademik, kuat dalam karakter, dan religius.
Penelitian Dyah Perwita & Retno Widuri dari Unsoed (2023) berjudul Preferensi Orang Tua Memilih Sekolah Swasta daripada Sekolah Negeri menegaskan, pilihan orang tua terhadap sekolah swasta didorong oleh faktor prestasi akademik, fasilitas, kualitas guru, kedisiplinan, dan nilai-nilai agama. Sejalan dengan tren tersebut, madrasah — baik negeri maupun swasta — semakin diminati karena menawarkan pendidikan berbasis nilai keagamaan dan keunggulan akademik. Salah satunya adalah MI Jabalul Khoir. Berikut profilnya:
Profil MI Jabalul Khoir: Madrasah Modern Bernuansa Islami
MI Jabalul Khoir didirikan pada tahun 2013 di pusat ibu kota Kabupaten Grobogan. Saat ini, madrasah tersebut memiliki 1.048 siswa aktif dengan fasilitas ruang belajar yang dilengkapi pendingin udara (AC) dan sarana multimedia. Seluruh siswa mengikuti program pembelajaran full day school, yang dimulai pukul 06.30 hingga 16.00 setiap harinya.
Madrasah ini dikenal sebagai pelopor program pendidikan terpadu yang memadukan berbagai keunggulan. Beberapa di antaranya adalah program tahfidz Al-Qur’an, proyek sains, literasi digital, hingga tradisi tidur siang terstandar di lingkungan madrasah. Inovasi tersebut menjadikan MI Jabalul Khoir tampil berbeda dibandingkan lembaga pendidikan dasar lainnya di wilayah tersebut.
Dukungan tenaga pendidik yang profesional menjadi salah satu kekuatan MI Jabalul Khoir. Saat ini, madrasah ini didukung oleh 75 tenaga pendidik dan kependidikan, terdiri atas 55 guru kelas, 12 guru tahfidz bersertifikat, dan 8 juru masak profesional. Salah satu keunggulan yang sudah berjalan jauh sebelum adanya program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari pemerintah adalah layanan makan siang gratis bagi seluruh siswa dan guru.
Menurut Sekretaris Yayasan, Abdul Syukur, MI Jabalul Khoir bukan sekadar tempat belajar, tetapi hadir sebagai solusi bagi keluarga modern yang menginginkan pendidikan seimbang antara ilmu dunia dan akhirat. Selain unggul dalam bidang akademik, madrasah ini juga menawarkan model pendidikan yang unik dan jarang ditemui di sekolah lain. “Kami ingin madrasah ini menjadi rumah kedua bagi anak-anak, tempat mereka nyaman, sehat, dan produktif,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Kepala MI Jabalul Khoir, Budi Utomo. Ia menjelaskan bahwa layanan makan siang di madrasah ini dirancang dengan pendekatan humanis untuk menanamkan nilai kebersamaan sejak dini. Makan disajikan prasmanan di masing-masing kelas, didampingi guru yang membimbing siswa mengambil makanan secara mandiri. Sebelum makan, siswa bersama-sama menata ruang kelas menjadi tempat istirahat, lalu kembali digunakan untuk belajar. Budaya ini menjadi bagian dari pendidikan karakter tentang kemandirian, kebersamaan, dan tanggung jawab.
Tiga Pilar Pendidikan Madrasah Unggul
Keunggulan MI Jabalul Khoir berpijak pada tiga pilar utama: Etik (akhlak dan spiritual), Civic (kewarganegaraan dan sosial), serta Sains (ilmu pengetahuan dan teknologi). Ketiga pilar ini menjadi dasar dalam membangun pendidikan madrasah yang bermakna serta membentuk karakter generasi hebat bermartabat. Marie-Élise Zovko dan John Dillon (2018) dalam Humanism vs. Competency: Traditional and Contemporary Models of Education menegaskan bahwa tradisi paideia dalam pendidikan Yunani klasik juga menekankan pentingnya pendidikan berbasis nilai, yang memadukan aspek etika, kewarganegaraan, dan intelektual.
Pertama, pilar etik menjadi fondasi utama dalam pembentukan akhlak mulia siswa. Pendidikan karakter diterapkan melalui pembiasaan shalat Dhuha, shalat berjamaah Dzuhur dan Ashar, program tahfidz Al-Qur’an, serta pelajaran adab dalam keseharian. Setiap siswa tidak hanya dituntut cerdas secara akademik, tetapi juga dibiasakan bersikap santun, menghormati guru, dan disiplin dalam beribadah.
Program tahfidz di MI Jabalul Khoir dilaksanakan secara bertahap, dengan target setiap lulusan kelas reguler hafal Juz 30, sedangkan siswa di kelas tahfidz minimal menghafal 5 juz. Nilai-nilai etik ini ditanamkan melalui praktik langsung dan pembiasaan harian yang konsisten, sehingga menjadi bagian dari karakter pribadi siswa.
Kedua, pilar civic diwujudkan melalui berbagai program kemasyarakatan dan kegiatan sosial di lingkungan madrasah. Siswa aktif dilibatkan dalam kegiatan kebersihan bersama, upacara bendera, pentas seni, hingga bakti sosial. Nilai-nilai kebangsaan dan cinta tanah air disisipkan dalam berbagai pelajaran dan aktivitas harian.
Kolaborasi dengan orang tua juga menjadi bagian penting dalam penguatan pilar civic ini. Komite madrasah secara aktif merancang program sosial, turut mendampingi pelaksanaan kegiatan, serta memantau perkembangan anak bersama para guru. Sinergi ini menjadikan madrasah bukan hanya tempat belajar, tetapi juga pusat pembinaan karakter sosial bagi peserta didik.
Ketiga, pilar sains diterapkan melalui penyediaan sarana pendukung pembelajaran seperti ruang kelas yang dilengkapi LCD proyektor, ruang belajar ber-AC, serta laboratorium sederhana untuk kegiatan praktikum. Madrasah ini juga mengembangkan program pembelajaran kontekstual, seperti eksperimen sains ringan, praktik literasi digital dasar, dan kegiatan studi lapangan di lingkungan sekitar. Dengan pendekatan ini, peserta didik tidak hanya memahami teori, tetapi mulai terbiasa menerapkan ilmu pengetahuan secara sederhana dan kontekstual dalam keseharian mereka.
Kurikulum MI Jabalul Khoir memadukan nilai-nilai tradisi Islam dengan kebutuhan pendidikan modern. Selain hafalan Al-Qur’an, siswa diperkenalkan literasi digital, eksperimen sains sederhana, dan proyek sosial kemasyarakatan. Konsep ini selaras dengan gagasan pendidikan holistik Ki Hadjar Dewantara, yang menekankan pentingnya membangun keseimbangan antara cipta, rasa, dan karsa dalam diri peserta didik.
Strategi Madrasah Memikat Hati Orang Tua
Mengapa madrasah bisa menjadi pilihan utama yang tak tergantikan di hati orang tua? Kuncinya terletak pada kemampuan membaca kebutuhan keluarga dan masyarakat modern. Seperti yang dilakukan MI Jabalul Khoir, madrasah unggul harus berani berinovasi dengan strategi-strategi berikut;
1. Adaptasi Jadwal Belajar “Ramah Orang Tua Sibuk”
Madrasah menyesuaikan jam masuk pukul 06.30 dan pulang pukul 16.00, mengikuti jam kerja orang tua. Sistem ini memudahkan keluarga modern, khususnya orang tua pekerja, agar anak-anak tetap bisa mengikuti pembelajaran dan kegiatan madrasah tanpa benturan waktu.
2. Layanan “Nyaman Tanpa Khawatir”
Madrasah menyediakan fasilitas antar-jemput yang memudahkan orang tua sibuk. Selain itu, tersedia ruang istirahat ber-AC dan program tidur siang terstruktur pukul 12.00–13.30 untuk menjaga stamina anak saat mengikuti kegiatan belajar hingga sore (full day).
3. Kurikulum Integratif: Akademik + Agama + Karakter
Kurikulum MI Jabalul Khoir dirancang memadukan tahfidz Al-Quran, pelajaran umum, proyek sains, dan literasi digital. Pendekatan ini tidak hanya membangun kecerdasan akademik, tetapi juga menguatkan karakter dan nilai spiritual siswa.
4. Kolaborasi Orang Tua sebagai Mitra
Komite madrasah aktif menggandeng wali murid dalam berbagai program madrasah. Mulai dari kegiatan sosial, kebersihan lingkungan, hingga penguatan program pendidikan, semuanya dirancang dengan melibatkan orang tua sebagai mitra utama madrasah.
5. Fasilitas Modern yang Menunjang Prestasi
Ruang kelas dilengkapi AC, bersih, dan nyaman, menciptakan suasana belajar yang kondusif. Tersedia fasilitas tidur siang berstandar kesehatan agar siswa tetap bugar saat belajar sore. Madrasah juga memanfaatkan perangkat multimedia dan teknologi modern untuk mendukung proses pembelajaran. Inovasi ini menjadikan suasana belajar lebih interaktif dan menyenangkan.
Sebagai pendidik yang dibesarkan di lingkungan madrasah, saya melihat MI Jabalul Khoir bukan sekadar madrasah biasa. Ia telah memberi inspirasi tentang bagaimana institusi pendidikan dapat adaptif dan berpihak pada kebutuhan orang tua di era modern. Model jadwal belajar yang sejalan dengan jam kerja orang tua, layanan antar jemput, makan siang bergizi, hingga fasilitas tidur siang adalah wujud nyata respons madrasah terhadap tuntutan keluarga urban.
Saya berharap model pendidikan semacam ini bisa diadopsi oleh lebih banyak madrasah di Indonesia. Tidak hanya dalam hal fasilitas fisik, tetapi juga keberanian berinovasi dalam kurikulum integratif serta komitmen membangun kemitraan erat dengan orang tua. MI Jabalul Khoir menunjukkan bahwa madrasah bisa unggul tanpa harus kehilangan identitas religius dan tradisi keilmuan Islam.
Madrasah Sebagai Harapan Pendidikan Masa Depan
Madrasah seperti MI Jabalul Khoir membuktikan bahwa pendidikan bermakna lahir dari sinergi antara Etik, Civic, dan Sains. Di era pembelajaran baru ini, masyarakat memerlukan lembaga pendidikan yang tidak hanya mendidik akademik, tetapi juga membangun kepribadian luhur. Madrasah hadir bukan sekadar pilihan alternatif, melainkan solusi utama bagi pendidikan karakter anak bangsa yang hebat bermartabat.
Pendidikan bukan sekadar soal ijazah, melainkan warisan nilai kehidupan, etika, dan karakter yang menjadi tumpuan masa depan anak. Di tengah arus globalisasi dan kemajuan teknologi, nilai-nilai moral dan adab menjadi bekal utama yang harus ditanamkan sejak dini. Tahun ajaran baru 2025 adalah momentum penting untuk membuktikan bahwa madrasah mampu menjadi institusi yang dicintai, dipercaya, dan diharapkan oleh masyarakat. Semoga lebih banyak satuan pendidikan meneladani model MI Jabalul Khoir dalam menyelaraskan pendidikan modern dengan nilai-nilai Islami dan karakter bangsa. Wallāhu a‘lam bish-shawāb.
Dr. A. Umar, MA (Dosen FITK UIN Walisongo Semarang)