Huawei tengah bersiap memecah batasan performa ponsel pintar dengan rencana penggunaan memori pita lebar (High Bandwidth Memory/HBM) dalam lini smartphone terbarunya. Unggahan kabar di Weibo menyebutkan bahwa Huawei akan menjadi pionir vendor yang memadukan teknologi HBM yang selama ini eksklusif di GPU dan pusat data ke dalam perangkat genggam.
Dikutip dari Gizchina, Jumat (4/7/2025), langkah ini berpotensi merevolusi ekosistem hardware seluler, sekaligus menegaskan posisi Huawei di antara para pesaing global seperti Apple dan Samsung, dalam perlombaan adopsi memori berkecepatan tinggi.
Memori HBM menawarkan keunggulan berkat arsitektur tumpukan 3D yang menyatukan beberapa lapisan DRAM di atas logika pengendali memori. Konfigurasi tersebut menghadirkan bandwidth super tinggi dan konsumsi daya yang jauh lebih efisien dibandingkan LPDDR5X, sehingga ideal untuk menjalankan beban kerja komputasi berat, mulai dari eksekusi kecerdasan buatan on-device hingga grafis gaming mobile intensif.
Di atas kertas, smartphone ber-HBM bakal mampu membuka banyak aplikasi sekaligus tanpa hambatan dan merender video definisi tinggi dalam hitungan detik.
Saat ini, flagship smartphone premium umumnya menggunakan LPDDR5X dengan laju transfer data hingga 8.533 Mbps, sementara Samsung mempersiapkan LPDDR6 pada 2026. Apple dikabarkan baru akan membawa HBM ke lini iPhone pada 2027, tepat di peringatan 20 tahun peluncuran seri iPhone.
Jika Huawei meluncurkan ponsel ber-HBM lebih dulu, hal ini akan menjadi momen bersejarah yang menegaskan kemampuan R&D mereka, sekaligus memaksa rival untuk mempercepat roadmap memori mereka.
Kendati terkena sanksi dari pemerintah AS yang membatasi akses ke pabrik chip luar, Huawei memilih untuk bermitra dengan SMIC China yang kini memproduksi chip 7nm. Kombinasi chipset buatan SMIC dengan memori HBM membuka peluang bagi Huawei untuk memperdalam inovasi kecerdasan buatan, terutama pada unit pemrosesan neural (NPU) generasi terbaru.
Dengan HBM, NPU dapat mengambil dan mengolah data lebih cepat, memungkinkan aplikasi AI seperti pengenalan wajah, penerjemahan real-time, dan efek AR/VR berjalan lebih mulus tanpa gangguan.
Implikasi penggunaan HBM di smartphone Huawei sangat luas. Pertama, latensi rendah memori memungkinkan sistem kamera dan ISP (Image Signal Processor) mengeksekusi algoritma computational photography dengan presisi tinggi, menghasilkan foto dan video yang lebih tajam di berbagai kondisi cahaya.
Kedua, kemampuan multitasking meningkat drastis, memberi keleluasaan bagi pengguna untuk beralih antara aplikasi editing video, software desain grafis, dan platform streaming secara simultan tanpa pelemahan kinerja.
Hingga saat ini, belum ada kepastian model mana yang akan menjadi pionir HBM analisis pasar menyoroti seri Mate X atau P sebagai kandidat unggulan. Namun, sinyal kuat dari Huawei mengindikasikan perusahaan tidak sekadar bereksperimen, melainkan siap menggulirkan teknologi ini secara komersial.
Bila berhasil, era smartphone dengan kinerja mendekati desktop akan tiba lebih cepat dari perkiraan, memberikan tekanan kepada seluruh pemain industri untuk memacu inovasi serupa.
Bagi konsumen, revolusi HBM berarti mereka akan merasakan lompatan kualitas yang nyata: waktu respons aplikasi yang mendekati instan, game mobile dengan grafis berat berjalan lancar tanpa lag, serta kemampuan editing video 4K atau pengolahan data AI di ponsel seefisien laptop profesional.
Tren ini juga dapat mendorong munculnya fitur-fitur baru yang selama ini terbentur limitasi bandwith memori, seperti realitas campuran (mixed reality) yang lebih imersif dan asisten virtual berbasis AI dengan respons lebih cepat.