Kelly peserta Tipitaka Chanting asal Surabaya
Magelang (Kemenag) — Suara lantunan bacaan sutta kitab Tipitaka menggema di pelataran Candi Borobudur, Sabtu (5/7/2025). Di antara ratusan umat Buddha yang mengikuti Indonesia Tipitaka Chanting (ITC) itu, hadir juga generasi muda seperti Kelly (24), peserta asal Surabaya. Meski ini adalah pengalaman pertama mengikuti ITC, Kelly mengaku merasakan kedamaian batin meskipun fisiknya lelah.
ITC dan Asalha Mahapuja 2025 yang digelar di kawasan Candi Borobudur bukan hanya menjadi peristiwa spiritual, tetapi juga ruang pembelajaran keagamaan bagi umat Buddha dari berbagai latar belakang usia. Kelly, salah satu peserta muda, membagikan kesannya disela istirahat mengikuti sesi pembacaan kitab suci.
“Awalnya diajak aja sih, udah beberapa kali ditawarin dari tahun-tahun lalu. Tapi tahun ini mungkin lebih tergerak, lebih ingin tahu sebenarnya kegiatan ini seperti apa,” tutur Kelly.
Meskipun harus membaca sutta selama berjam-jam, Kelly merasakan pengalaman batin yang mendalam.
“Feeling-nya happy, ada capeknya juga karena harus membaca sutta terus. Tapi tetap happy dan merasa bisa melakukan kebaikan untuk ke depannya, untuk membuka jalan juga,” ucapnya dengan senyum.
Sebagai bagian dari generasi Z, Kelly merasa penting bagi anak-anak muda untuk ikut terlibat dalam kegiatan keagamaan seperti ini, bukan hanya sebagai ritual, tetapi juga sebagai jalan memahami ajaran Buddha secara langsung.
“Menurut saya cukup perlu ya. Jadi generasi muda juga bisa tahu kegiatan apa saja yang bisa diikuti dalam agama ini. Nggak cuma ke wihara aja,” tambahnya.
Kegiatan ini diikuti peserta dari berbagai negara, dan Kelly melihat hal tersebut sebagai sebuah kemajuan yang patut disyukuri.
“Menurut saya sih keren ya. Karena ini juga perkembangan. Acara ini sudah berjalan dari tahun 2015, dan menurut saya patut diapresiasi,” jelasnya.
Ditanya tentang harapan tahun depan, Kelly mengaku tertarik untuk kembali mengikuti kegiatan serupa, dan menyampaikan ajakan kepada generasi muda lainnya agar tidak ragu mencoba pengalaman spiritual seperti ini.
“Buat generasi muda lain, boleh banget dicoba. Memang ada capeknya, tapi ada keseruan tersendiri di balik semua kecapekan itu,” tutupnya
Tipitaka Chanting di Borobudur bukan sekadar ritual, tetapi juga bentuk pembelajaran dan pembinaan spiritual lintas usia dan bangsa. Partisipasi generasi muda seperti Kelly menjadi harapan baru bagi kesinambungan nilai-nilai Dharma di masa kini dan mendatang.