Platform media sosial X yang sebelumnya dikenal luas sebagai Twitter tengah bersiap melakukan uji coba penting yang berpotensi mengubah wajah moderasi konten digital.
Dalam langkah terbarunya, X akan mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) untuk menghasilkan Community Notes atau Catatan Komunitas, sebuah fitur yang pada dasarnya memberikan konteks tambahan terhadap kiriman publik yang dapat menyesatkan atau kontroversial.
Dikutip dari Techcrunch, Rabu (2/7/2025), fitur Catatan Komunitas pertama kali diperkenalkan pada masa transformasi Twitter di bawah kendali Elon Musk. Dalam program ini, pengguna yang telah diverifikasi sebagai pemeriksa fakta secara sukarela dapat memberikan catatan atau klarifikasi terhadap unggahan yang beredar di platform.
Catatan ini tidak serta-merta muncul, tetapi terlebih dahulu dikaji ulang oleh komunitas lain agar konsensus diperoleh dari kelompok dengan pandangan berbeda. Hanya ketika catatan dianggap bernilai netral dan kredibel, barulah ia muncul sebagai lampiran resmi pada unggahan tersebut.
Inovasi ini terbukti cukup berpengaruh. Catatan Komunitas tidak hanya meningkatkan transparansi, tetapi juga berhasil memicu respons dari platform besar lain. Meta bahkan menghapus sistem pengecekan fakta berbasis pihak ketiga demi mengadopsi pendekatan berbasis komunitas yang lebih efisien secara biaya.
TikTok dan YouTube pun mulai merintis fitur serupa. Kini, dengan rencana X untuk mempercayakan sebagian proses ini kepada chatbot AI seperti Grok atau alat lain yang terhubung melalui API pertanyaan besar pun muncul: apakah AI dapat diandalkan sebagai pemeriksa kebenaran?
Dalam skenario ideal, AI dapat membantu mempercepat proses analisis dan pelabelan konten, terutama dalam volume data yang sangat besar. Namun, tantangan terbesar datang dari fenomena AI hallucination, di mana model bahasa besar (LLM) seperti Grok atau ChatGPT terkadang menghasilkan informasi fiktif atau menyimpulkan konteks tanpa dasar faktual.
Di sinilah kekhawatiran bermunculan: apakah publik bisa mempercayai sistem yang kerap kali mengarang informasi?
Sebuah makalah riset internal yang baru dirilis dari tim X Community Notes justru menyarankan pendekatan kolaboratif. Model AI tidak akan berdiri sendiri, melainkan akan dipadukan dengan verifikasi manusia.
Lewat mekanisme reinforcement learning, masukan dari manusia dapat melatih AI untuk memahami konteks dengan lebih tepat, sementara penilai manusia tetap menjadi pengawas akhir sebelum catatan dipublikasikan. Dengan kata lain, simbiosis antara manusia dan mesin diharapkan menciptakan lingkaran umpan balik positif yang mendukung literasi digital masyarakat.
Namun demikian, masih ada tantangan yang belum terjawab. Salah satunya adalah potensi overload jumlah catatan yang dihasilkan AI mungkin membanjiri penilai manusia dan memengaruhi semangat kontribusi sukarela mereka.
Kekhawatiran lainnya adalah kemungkinan AI dimanipulasi untuk memprioritaskan komentar yang “ramah pengguna” tapi dangkal ketimbang penilaian objektif dan tajam. Ketika AI diarahkan untuk memuaskan, bukan mencermati, fungsi aslinya bisa bergeser.
Saat ini, pengguna belum akan melihat Catatan Komunitas berbasis AI secara luas. X masih dalam tahap eksperimen terbatas selama beberapa minggu ke depan untuk mengevaluasi efektivitas kontribusi AI ini. Hanya jika hasilnya menjanjikan dan tingkat akurasi memadai, fitur ini akan diterapkan lebih luas sebagai bagian dari strategi konten moderasi berbasis teknologi.
Dalam konteks optimasi SEO, topik ini sangat relevan untuk kata kunci seperti “AI fact-checking,” “Community Notes X platform,” “Twitter AI moderation,” dan “penggunaan AI dalam moderasi konten.”
Kombinasi antara sentimen publik, dampak teknologi, dan potensi etis membuatnya menarik tidak hanya bagi pengamat teknologi, tetapi juga bagi pembuat kebijakan, jurnalis digital, dan pengguna aktif media sosial.