Timnas Indonesia U-23 di bawah kepemimpinan pelatih Gerald Vanenburg bertujuan untuk memenangkan Kejuaraan Asia Tenggara U-23 2025 dan terutama mewaspadai Vietnam dan Thailand.
Menjelang Piala AFF U-23 2025, tim tuan rumah Indonesia menunjukkan tekad besar untuk merebut takhta juara, seraya tak menutup mata terhadap dua kekuatan kuat, Vietnam dan Thailand, tim yang sudah berkali-kali menjuarai kejuaraan di kawasan tersebut.
Sebagai tuan rumah, Indonesia memasuki turnamen ini sebagai pesaing utama. Setelah membuat kemajuan luar biasa di level pemuda dalam beberapa tahun terakhir, sepak bola Indonesia berharap dapat mewujudkan ambisinya dengan gelar juara di kandang sendiri. Dari memenangkan medali emas SEA Games 2023 hingga mencapai semifinal Kejuaraan AFC U23 2024, kebangkitan pemain muda Indonesia yang pesat menjadi landasan yang kokoh untuk tujuan ini.
Pelatih kepala Timnas Indonesia U-23 Gerald Vanenburg – yang memenangkan EURO 1988 bersama Belanda – telah membangun skuad yang solid dan seimbang. Sederet pemain kunci seperti bek tengah Muhammad Ferarri, penyerang Hokky Caraka, dan penjaga gawang Daffa Fasya terus hadir setelah penampilan impresif di turnamen kontinental. Selain itu, generasi U19 yang memenangkan kejuaraan Asia Tenggara tahun lalu juga telah dipromosikan, menciptakan kedalaman skuad dan memastikan pemain muda.
Kembalinya pemain yang berkiprah di Eropa seperti Jens Raven (Dordrecht) atau Rafael Struick (ADO Den Haag) membuat skuad U-23 Indonesia makin variatif gayanya, sekaligus menambah pengalaman di ajang internasional. Agar benar-benar siap menghadapi laga akbar itu, PSSI menggelar sesi latihan tertutup di Surabaya dan akan mengkaji ulang kekuatan lewat dua laga persahabatan melawan U-23 Tajikistan – lawan yang punya fisik ideal – sebelum mematangkan daftar pemain resmi.
Indonesia tidak hanya memiliki keunggulan sebagai tuan rumah, tetapi juga memiliki sistem yang dipersiapkan dengan baik, sumber daya yang stabil, dan dukungan yang kuat dari para penggemar. Pelatih Vanenburg dengan jelas menyatakan: “Kami menetapkan tujuan tertinggi, karena inilah saatnya bagi Indonesia untuk membuktikan posisinya sebagai pusat baru sepak bola muda Asia Tenggara.”
Namun, jalan Indonesia menuju kejuaraan tampaknya penuh duri. Timnas U-23 Vietnam , juara bertahan dua edisi terakhir, tengah menjalani restrukturisasi besar-besaran di bawah asuhan pelatih Kim Sang-sik. Dengan sistem permainan yang jelas dan prestasi yang stabil, tim merah tetap menjadi kekuatan yang tidak bisa diremehkan.
Sementara itu, tim U23 Thailand – tim yang telah memenangkan kejuaraan regional berkali-kali – juga diam-diam mempersiapkan diri dengan kekuatan muda yang berkualitas. Meskipun baru-baru ini terjadi pergantian pelatih, sepak bola Thailand selalu menonjol dalam hal warisan dan daya saing. Dengan format kompetisi yang memilih 4 tim untuk memasuki babak semifinal setelah babak penyisihan grup, perebutan kejuaraan antara Indonesia, Vietnam, dan Thailand menjanjikan akan berlangsung menegangkan, dramatis, dan penuh kejutan.