Eden Hazard memimpin daftar bintang sepak bola dengan penurunan nilai transfer terbesar dalam satu musim, menurut data dari Transfermarkt.
Eden Hazard pernah menjadi ikon permainan yang indah – pemain dengan gaya improvisasi, kreativitas, dan kemampuan yang hampir tak terbatas untuk berkreasi. Ketika ia meninggalkan Chelsea untuk bergabung dengan Real Madrid pada musim panas 2019 dengan biaya transfer sebesar €121 juta, para penggemar berharap ini akan menjadi babak selanjutnya dalam kariernya yang gemilang. Namun, itu justru menjadi awal dari tragedi olahraga.
Menurut statistik terbaru dari Transfermarkt, Hazard adalah pemain dengan penurunan nilai transfer terbesar dalam satu musim: dari 150 juta euro menjadi 80 juta euro pada musim 2019/20 saja – kerugian sebesar 70 juta euro. Dan ia muncul dalam daftar ini untuk kedua kalinya pada musim berikutnya dengan penurunan lebih lanjut sebesar 40 juta euro, yang nilainya hanya 40 juta euro. Angka-angka ini mencerminkan kenyataan pahit bahwa Hazard tidak pernah memenuhi harapan dalam balutan seragam putih kerajaan.
Perlu disebutkan bahwa gaya bermain Hazard selalu menuntut banyak kebebasan, dan seperti yang ia sampaikan sendiri kepada France Football.
“Saya tidak pernah absen dari sesi latihan, tetapi saya juga tidak berlatih dengan sepenuh hati, alasannya adalah saya selalu memberikan yang terbaik dalam pertandingan sungguhan. Gaya bermain saya juga sering mengalami benturan, jadi jika saya terus bekerja keras baik dalam latihan maupun pertandingan, saya merasa tubuh saya tidak akan bertahan selama 3 tahun, apalagi 15 tahun,” kata Hazard.
“Sebagai pemain bintang di tim, saya sering dijadikan contoh bagi pemain yang lebih muda, lalu dituduh memanjakan mereka. Namun, apa yang saya lakukan adalah sesuatu yang tidak semua orang bisa lakukan, jadi saya benar-benar tidak ingin menjadi contoh bagi siapa pun,” tambah mantan pemain asal Belgia itu.
Pengakuan ini jelas menunjukkan sebagian alasan mengapa Hazard tampaknya tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan yang keras dan sangat terorganisir di Real Madrid.
Tak hanya Hazard, tabel statistik Transfermarkt juga menjadi saksi kehadiran nama-nama besar lainnya. Neymar menjadi pemain kedua yang kehilangan nilai paling besar di musim 2019/20 – dari 180 juta euro menjadi 128 juta euro, kerugian sebesar 52 juta euro, meski ia masih menyumbang 32 gol langsung.
Phil Foden pada musim 2024/25 juga sempat membuat kejutan saat ia dibanderol 50 juta euro akibat minimnya waktu bermain di skuad Man City. Nama-nama lain seperti Sadio Mane, Ousmane Dembélé, Leroy Sane, Raheem Sterling, dan Lionel Messi juga tak luput dari ‘penurunan nilai yang tajam’ dalam beberapa musim terakhir – di mana Messi pertama kali masuk daftar setelah merugi 38 juta euro pada musim 2024/25.
Ini menjadi bukti bahwa betapapun berbakatnya, pemain tidak akan bisa lepas dari fluktuasi kondisi fisik, usia, dan ketatnya persaingan sepak bola modern.