Kabar menggemparkan hebohkan sepak bola Italia. Insiden keracunan makanan terjadi beberapa jam setelah Salernitana kalah 0-2 dari Sampdoria di leg pertama play-off degradasi Serie B pada, Senin 16 Juni 2025.
Para pemain Salernitana sedang dalam penerbangan carteran pulang dari Genoa ketika beberapa anggota skuad mulai menunjukkan gejala. Menurut Gazzetta dello Sport , beberapa anggota skuad merasa tidak enak badan setelah menyantap hidangan yang disiapkan di hotel tim. Sebanyak 21 orang, termasuk delapan pemain, dikatakan menderita masalah perut dan mengalami “rasa sakit yang parah”.
Ketika tim tiba di bandara Salerno-Costa d’Amalfi, empat ambulans dipanggil untuk menangani situasi tersebut, dan para pemain langsung dibawa ke rumah sakit. Sebagian besar anggota tim diperbolehkan pulang setelah beberapa jam, tetapi beberapa masih dalam pengawasan di rumah sakit. Latihan tim hari ini dibatalkan karena beberapa pemain merasa tidak sehat.
Salernitana telah meminta agar pertandingan leg kedua melawan Sampdoria ditunda akhir pekan ini. Presiden klub Maurizio Milan mengatakan: “Kami terkejut dengan apa yang telah terjadi dan kejadian ini dapat memengaruhi persiapan Salernitana untuk menit-menit terakhir yang krusial musim ini. Kami menghubungi dewan Serie B dan menerima dukungan mereka untuk mempertimbangkan permintaan tersebut.”
Polisi di Genoa telah tiba di hotel tempat tim tersebut menginap untuk memulai penyelidikan. Insiden tersebut telah membawa kembali kenangan buruk bagi para penggemar Tottenham , yang mengalami insiden serupa pada tahun 2005.
Pada 6 Mei 2006, Tottenham Hotspur berada di ambang sejarah. Hanya satu kemenangan atau hasil imbang melawan West Ham United di laga terakhir musim 2005/06 yang diperlukan untuk mengamankan posisi keempat di Liga Inggrus Inggris, mengungguli rival abadi mereka, Arsenal, dan lolos ke Liga Champions untuk pertama kalinya sejak 1961/62.
Namun, apa yang seharusnya menjadi malam penuh harapan berubah menjadi mimpi buruk yang dikenal sebagai “Lasagnagate,” sebuah insiden keracunan makanan yang mengguncang dunia sepak bola dan meninggalkan luka mendalam bagi para penggemar Spurs.
Malam sebelum pertandingan, skuad Tottenham menginap di Marriott Hotel di West India Quay, London. Mereka menikmati makan malam prasmanan yang mencakup hidangan seperti steak, ayam, dan pasta, termasuk lasagna yang kemudian menjadi sorotan.
Sekitar tengah malam, malapetaka dimulai. Sebanyak sepuluh pemain, termasuk nama-nama besar seperti Michael Carrick, Robbie Keane, Edgar Davids, Aaron Lennon, dan Michael Dawson, dilanda gejala mual, muntah, dan diare hebat. Manajer Tottenham, Martin Jol dan asistennya, Chris Hughton, juga tidak luput dari gangguan kesehatan ini. Pagi harinya, klub dalam kepanikan menyadari bahwa sebagian besar skuad tidak dalam kondisi untuk bertanding.
Tottenham segera memohon kepada Premier League untuk menunda pertandingan, tetapi permintaan itu ditolak. Pihak kepolisian hanya mengizinkan penundaan kick-off hingga pukul 17.00 karena alasan keamanan publik, dan Liga Inggris menegaskan bahwa kegagalan memenuhi jadwal pertandingan bisa berujung pada sanksi, termasuk pengurangan poin.
Dengan berat hati, Jol terpaksa menurunkan pemain-pemain yang sakit, seperti Carrick yang nyaris tak bisa berjalan, untuk menghadapi West Ham di Upton Park. Hasilnya, Spurs tampil loyo dan kalah 2-1 setelah gol telat Yossi Benayoun, sementara Arsenal menang 4-2 atas Wigan, merebut posisi keempat dan tiket Liga Champions.
Insiden ini memicu spekulasi liar. Banyak penggemar Spurs mencurigai adanya sabotase, bahkan ada lelucon bahwa koki hotel adalah pendukung Arsenal. Namun, penyelidikan oleh Health Protection Agency kemudian mengungkap bahwa penyebabnya bukan keracunan makanan, melainkan norovirus, infeksi virus yang menyebabkan gastroenteritis.
Hotel Marriott pun dinyatakan tidak bersalah. Meski begitu, luka emosional bagi Tottenham tetap terasa. Kegagalan lolos ke Liga Champions, ditambah kerugian finansial sekitar £10 juta, membuat “Lasagnagate” menjadi salah satu babak paling kelam dalam sejarah klub.