Tujuh pemain yang terlibat dalam skandal naturalisasi Malaysia sedang mempertimbangkan untuk menggugat balik Federasi Sepak Bola negara itu setelah karier mereka terpengaruh.
Krisis di Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) memanas dengan cepat setelah skandal penggunaan dokumen palsu untuk menaturalisasi pemain. Menurut berbagai sumber, tujuh pemain yang baru saja menerima larangan FIFA sedang mempertimbangkan untuk menggugat FAM guna menuntut kompensasi atas kerugian karier yang serius.
Baru-baru ini, FIFA secara resmi menerapkan larangan global selama 12 bulan terhadap sekelompok pemain termasuk: Gabriel Palmero, Facundo Garces, Rodrigo Holgado, Imanol Machuca, Joao Figueiredo, Hector Hevel dan Jon Irazabal.
Pasalnya, dokumen naturalisasi para bintang tersebut terbukti palsu. Setelah banding ke FIFA ditolak, FAM kini berupaya membawa kasus ini ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) sebagai upaya terakhir.
Namun, sementara FAM berjuang dengan prosedur hukum , konsekuensi nyata justru menimpa para pemain. Banyak, seperti Gabriel Palmero dan Rodrigo Holgado, langsung dilepas oleh klub induk mereka.
Kasus yang paling malang adalah yang dialami Facundo Garces , pemain bintang yang bermain menonjol untuk Alaves di Spanyol, yang juga terpaksa “duduk diam” sepenuhnya.
Frustrasi karena kehilangan pendapatan dan reputasi yang rusak, kelompok pemain ini berencana untuk meminta kompensasi yang memadai kepada FAM .
Menanggapi legalitas kasus ini, Bapak Balbeer Singh, Presiden Sports Law Society of Malaysia (SLAM), menyampaikan: ” FAM masih memiliki satu kesempatan terakhir untuk mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS). Setelah proses hukum FAM di sini selesai, ketujuh pemain ini berhak mengajukan gugatan untuk menuntut hak-hak mereka .”
Jika skenario ini terjadi, sepak bola Malaysia akan menghadapi “badai” hukum ganda yang mahal.
Pengacara Malaysia Menguraikan Argumen Hukum
Nik Erman Nik Roseli selaku kuasa hukum menegaskan bahwa Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) memiliki dasar hukum penuh untuk menuntut tujuh pemain naturalisasi yang menghadapi tuduhan pemalsuan dokumen.
Menurut pengacara Nik Erman, Nik Roseli mengatakan kepada surat kabar Sukan Sinar, sekelompok pemain tersebut telah menyatakan diri mereka sebagai keturunan Malaysia untuk memenuhi syarat naturalisasi — sementara dokumen yang dirilis oleh FIFA dengan jelas menyatakan sebaliknya.
Informasi dari FIFA menunjukkan bahwa sebagian besar prosedur dipercayakan kepada “perwakilan FAM” — yang identitasnya tidak diungkapkan. Bapak Nik Erman menekankan bahwa meskipun para pemain menyerahkan dokumen kepada orang lain, mereka tidak dapat sepenuhnya menyangkal tanggung jawab pribadi.
Dalam berkas FIFA, terdapat pemain yang mengaku ” tidak membaca, tidak mengerti , dan tidak peduli dengan proses naturalisasi “.
Menurut pendapat pribadinya, pengacara Nik Erman yakin bahwa FAM adalah “pihak yang dirugikan” yang memengaruhi hasil tim di kualifikasi Piala Asia . Tujuh pemain secara keliru menyatakan asal-usul Malaysia mereka untuk mendapatkan naturalisasi — sebuah tindakan “pemalsuan” untuk menikmati kewarganegaraan dan berkompetisi di tingkat nasional.
Oleh karena itu, jika diinginkan, FAM berhak menuntut para pemain untuk melindungi reputasinya dan legalitas proses naturalisasi. Selain itu, Nik Erman mengusulkan untuk memperluas penyelidikan dan mempertimbangkan tanggung jawab hukum para perantara—terutama perwakilan atau broker yang terlibat dalam proses naturalisasi.
Insiden ini menyoroti situasi sensitif yang dihadapi organisasi manajemen sepak bola ketika menyerahkan semua prosedur kepada pihak ketiga, yang dapat dengan mudah menimbulkan risiko hukum. Jika prosesnya tidak jelas, misalnya perwakilannya tidak teridentifikasi, sulit untuk mengklarifikasi tanggung jawab ketika terjadi perselisihan.
Apakah FAM akan menuntut atau tidak, atau pihak mana yang pada akhirnya akan bertanggung jawab, bergantung pada hasil investigasi. Namun, berdasarkan analisis pengacara, setidaknya secara hukum, FAM memiliki dasar yang kuat untuk melindungi hak dan reputasinya, jika memilih jalur tersebut.
